Bertemu Abbas, Trump Tegaskan Komitmen Bantu Perdamaian Palestina-Israel

0
Presiden Donald Trump berjabat tangan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertemuan di Oval Office Gedung Putih, Rabu, 3 Mei 2017, di Washington./ Sumber foto : Apphoto/Evan Vucci

WASHINGTON, Pelita.Online – Presiden AS Donald Trump menegaskan komitmen AS membantu Israel dan Palestina mencapai perdamaian. Dalam pertemuannya dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, ia mengatakan akan menyelesaikan masalah di antara kedua negara itu.

Trump menyambut Abbas di Gedung Putih pada Rabu (4/5) dan membawanya ke Oval Office untuk berbincang. Pertemuan keduanya membahas mengenai kemungkinan adanya perundingan baru, yang sebelumnya telah gagal berulang kali, dalam mencari solusi dari konflik yang telah berlangsung puluhan tahun.

“Saya selalu mendengar, kesepakatan terberat adalah kesepakatan antara Israel dan Palestina. Mari kita lihat apakah kita bisa membuktikan hal itu salah,” kata Trump, dalam konferensi pers, Rabu (4/5), dikutip The Guardian.

Abbas yang berbicara dengan bantuan seorang penerjemah, juga mendukung optimisme Trump. “Kami percaya, kami dapat menjadi mitra sejati bagi Anda untuk mewujudkan perdamaian bersejarah di bawah pengawasan Anda,” ujar Abbas.

Kedatangan Abbas ke Washington tepat 2,5 bulan setelah Trump menerima Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih. Upaya panjang untuk mewujudkan perdamaian, yang telah gagal dilakukan presiden AS sejak 1970-an, memulai tahap baru di awal pemerintahan Trump.

Trump sebelumnya menolak memberikan dukungan terhadap pembentukan negara Palestina. Ia bahkan berjanji akan memindahkan Kedutaan Besar AS untuk Israel ke Yerusalem dan melanggar kebijakan lama yang dipegang AS selama beberapa dekade.

Pada Selasa (2/5), Wakil Presiden AS Mike Pence mengatakan, Trump masih melakukan pertimbangan serius untuk memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem, yang kemungkinan besar akan memicu kemarahan Palestina. Namun, Pence juga menyatakan Trump secara pribadi berkomitmen menyelesaikan konflik Israel dan Palestina.

Presiden Abbas, yang kini berusia 82 tahun, melakukan perjalanan ke Washington saat kepopulerannya di dalam negeri merosot tajam. Jajak pendapat menunjukkan, kebanyakan warga Palestina ingin dia mengundurkan diri.

Kepemimpinan Abbas seharusnya telah berakhir pada 2009, namun dia tetap menjabat tanpa adanya pemilihan umum. Abbas berharap Trump dapat menekan Israel untuk menyelamatkan solusi dua negara dalam salah satu konflik terpanjang di dunia ini.

Warga Palestina mengawasi pertemuan itu dengan seksama, termasuk pemimpin Hamas Khaled Meshaal, yang meminta Trump melakukan terobosan terhadap perdamaian di Timur Tengah. “Ini adalah kesempatan bersejarah untuk menekan Israel dan menemukan solusi yang adil bagi rakyat Palestina,” katanya kepada CNN.

Pada Selasa (2/5), Hamas mengeluarkan sebuah dokumen kebijakan baru, yang untuk pertama kalinya mengindikasikan kesediaan mereka menerima gagasan negara Palestina di dalam wilayah perbatasan yang muncul setelah perang Arab-Israel 1967. Namun mereka tetap tidak mengakui Israel.

Republika.co.id

LEAVE A REPLY