Di Hari Valentine, Udara di Jakarta Kian Berbahaya

0
Ilustrasi polusi udara. (Foto: CNN Indonesia/ Djonet Sugiarto)

Pelita.Online, Jakarta — Greenpeace merilis kondisi udara di Jakarta yang semakin hari makin memburuk. Pengamatan yang dilakukan pada hari ini (14/2) sejak pukul 00.00 WIB di salah satu stasiun pantau di Jakarta Selatan mencatat angka PM (particulate matter) 2,5 di atas 88 ug/m3.

Bahkan pada pukul 05.00 WIB angka PM 2,5 sempat mencapai 102 um/m3.

Bondan Arinyanu, juru kampanye iklim dan energi Greenpeace Indonesia menerangkan angka serupa juga dialami kota Bangkok, Thailand beberapa pekan lalu.

Menghadapi kondisi tersebut pemerintah Thailand langsung memberi peringatan kepada warganya untuk menggunakan masker.

“Pemerintah Bangkok pada saat level PM 2,5 mencapai angka di atas 100 ug/m3 menganjurkan penggunaan masker hingga meliburkan beberapa sekolah dan melarang lansia serta anak-anak keluar rumah,” terangnya melalui keterangan resmi, Kamis (14/2).

Sebaliknya, kondisi serupa yang sering terjadi di Jakarta dan tidak ada respons dari pemerintah. Di samping itu, pemerintah bahkan tidak pernah mengakui jika polusi udara dengan level PM 2,5 di atas 100 ug/m3 berbahaya bagi masyarakat.

Disamping kerap tak mengakui jika polusi udara di Jakarta sudah di tahap berbahaya, pemerintah juga tidak menyediakan informasi kualitas udara secara real time yang jelas dan mudah diakses.

Alat pemantau PM 2,5 bisa mengetahui kondisi udara tingkat sehat, tidak sehat bagi orang sensitif (gangguan pernafasan atau asma), dan tidak sehat di suatu area. Alat ini bisa mengukur debu dengan partikel di bawah 2,5 mikronmeter yang bisa masuk sampai ke paru-paru manusia.

Partikel udara yang terhirup oleh masyarakat yang berada di area dengan tingkat PM 2,5 bisa membahayakan paru-paru. Jika dibiarkan dalam waktu lama bisa memicu penyakit asma, bronkitis, dan Penyakit Paru Obstruktif Konstruktif (PPOK).

CNN Indonesia

LEAVE A REPLY