‘Drama’ Bertetangga Mursideh-Widya: Kronologi Penembokan Akses Rumah

0

Pelita.Online – Hidup bertetangga perlu dijaga agar tidak ada pihak yang sakit hati sehingga timbul ‘drama’, seperti yang sempat viral dari Pulogadung, Jakarta Timur ini: Gara-gara kesal, Widya membangun tembok yang menghalangi akses rumah keluarga Mursideh.
Lokasi tembok problematik ini ada di kawasan Jl Gading Raya, Gang VIII, RT 11 RW 10, Kelurahan Pisangan Timur, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur.

Dikumpulkan dari pemberitaan detikcom Do Your Magic hingga Senin (8/8/2022), berikut adalah kronologi masalah tembok Widya (46) yang menghalangi akses rumah keluarga Asep (62) dan Mursideh (58):

Mursideh pada Selasa (2/8) pekan lalu menjelaskan lahan yang kini dibangun tembok oleh Widya sudah ada sejak 1970-an namun sudah dihibahkan untuk akses rumah. Widya menyatakan lahan yang menjadi gang ini memang miliknya sejak dulu dan masih miliknya sampai sekarang.

Pada Rabu (3/8), Widya menjelaskan keluarganya punya surat legalitas kepemilikan sejak 1978. Lahan yang kini dia dirikan tembok itu adalah lahan miliknya.

“Sejak 1978. Itu Desember 1978 dibeli sudah include (termasuk surat) dan sudah masuk, jadi tahun 1994 sudah disertifikat hak guna, kemudian hak milik,” kata Widya

Anak Mursideh bernama Anisa (40) juga sudah melihat surat kepemilikan lahan Widya itu. Dia mengakui lahan tempat tembok berdiri yang menghalangi akses rumah keluarganya itu adalah lahan keluarga Widya.

Hal yang bikin kesal Widya

Selama ini, lahan itu menjadi akses masuk rumah yang dihuni suami istri Asep-Mursideh dan keluarganya. Namun, seiring waktu berjalan, Widya, yang kini tinggal bersama ibunya, merasa tidak nyaman dalam hubungan bertetangga lantaran sering menerima penghinaan. Dia sakit hati atas perilaku keluarga Mursideh. Kekesalan itu terakumulasi dan akhirnya Widya memutuskan mendirikan tembok di depan rumah Mursideh.

“Masalah itu bukan fisik, tapi yang utama adalah psikis. Itu yang sulit sekali kami maafkan sehingga kami nekat ini,” kata Widya.

Penembokan

Pada Jumat (29/7) pukul 09.00 WIB, penembokan dimulai. Mursideh melihat aktivitas tukang yang mendirikan tembok di depan rumahnya.

“Saya lihatin aja dia nembok, terus saya lihatin aja, ya Allah, astaghfirullah,” kata Mursideh di rumahnya.
Akhirnya, berdirilah tembok setinggi hampir 2 meter itu. Mursideh menjadi tidak bisa masuk ke rumah dari depan. Dia dan keluarganya lebih sering lewat tangga dan balkon lantai dua rumah di sebelahnya untuk masuk ke rumah.

Video komplain keluarga Mursideh yang disampaikan Anisa (putri Mursideh) menjadi viral di media sosial. Keluarga Mursideh ingin tembok itu dibongkar, demi alasan kemanusiaan, supaya dia bisa masuk rumah tanpa kesulitan.

Mediasi

Mediasi ke mediasi dilakukan hingga yang keenam kali pada Kamis (4/8). Mediasi digelar di kantor Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, dihadiri unsur kepolisian hingga TNI. Suasana ketegangan kedua pihak bertetangga mulai mendingin, demikian kata Camat Pulogadung Syafrudin Chandra.

Maaf dan memaafkan

Pihak keluarga Mursideh sudah meminta maaf atas segala kesalahan yang membuat pihak Widya marah, termasuk lewat forum mediasi-mediasi itu. Bahkan pihak keluarga Mursideh juga sudah berkunjung ke rumah keluarga Widya. Pihak Widya mengaku telah memaafkan keluarga Mursideh.
“Kami sekeluarga sudah memaafkan Bapak Asep, Ibu Mursideh, Anisa, Firman, kemudian Tri, Yuyun, dan Edo, yang pada waktu malam kemarin juga sempat hadir ke rumah setelah pertemuan di Kecamatan. Memaafkan itu pasti. Kita juga punya salah. Kita juga minta maaf, gitu kan. Tetapi tidak serta merta mengubah apa yang sudah diputuskan,” kata Widya, Jumat (5/8).

Widya mau buka 50 cm saja

Meski sudah memaafkan, Widya tidak serta-merta merobohkan tembok di depan rumah Mursideh. Kabar terakhir, Widya bersedia membuka 50 cm dari tembok itu, ukuran yang dinilainya sudah cukup menjadi celah buat keluarga Mursideh untuk keluar-masuk rumah.

“Dari mama saya setuju dan meridai untuk memberi akses jalan sepanjang 50 cm gitu, dari ujung tembok pembatas Pak Asep (suami Mursideh),” kata Widya saat ditemui di kediamannya, Jumat (5/8).

Keluarga Mursideh berpikir pindah rumah

Camat Pulogadung Chandra mengatakan, dalam mediasi ke-6, Mursideh dan keluarganya menyampaikan keinginan pindah rumah. Hal itu dilakukan untuk mencari suasana baru. “Jika memang ada yang berminat dengan rumahnya dia (Mursideh dan keluarga), gitu,” kata Chandra.

Tembok dibongkar bila Mursideh pindah

Widya mengatakan akan membongkar tembok itu saat ada warga baru yang menempati rumah Asep-Mursideh. Dia menyebut tembok itu terbangun karena hubungan yang kurang baik antara keluarganya dan keluarga Mursideh.

“Ini kan karena interaksi yang berjalan tidak baik dengan keluarga Asep. Otomatis, ketika orangnya berganti, pastinya perlakuannya tidak sama, pasti akan biasa lagi kami, seperti itu, karena kan orang baru, harapan baru, seperti itu. Pasti (dibongkar),” kata Widya saat ditemui di rumahnya, Jumat (5/8).

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY