Hari Bhayangkara: Sosok Eks Kapolri Mendiang Hoegeng Iman Santosa

0

pelita.online – Hari Bhayangkara diperingati tiap tanggal 1 Juli. Pada tanggal tersebut, diperingati momen berdirinya Kepolisian Republik Indonesia Indonesia (Polri). Sedangkan pada tahun ini, korps Bhayangkara memasuki usianya ke-77 tahun.

Pada peringatan tahun ini, Hari Bhayangkara mengusung tema “Polri Presisi untuk Negeri” Pemilu Damai Menuju Indonesia Emas. Tema ini menggambarkan komitmen Polri dalam beradaptasi dengan perkembangan yang semakin pesat serta mengajak masyarakat untuk menjadi cerdas dalam menghadapi tantangan.

Jika membahas tentang Polri, terdapat satu nama yang kerap kali muncul dalam perbincangan karena sifatnya yang terkenal jujur. Ia adalah eks Kapoli Hoegeng. Keterkenalan Hoegeng karena sifatnya membuat ia dijuluki sebagai “Polisi Jujur”.

Hoegeng merupakan anak dari Sukarjo Hatmojo. Sukarjo sendiri pernah menjabat sebagai kepala kejaksaan di Pekalongan.

Ketika masih kecil, Hoegeng sering disebut dengan julukan bugel atau gemuk. Seiring berjalannya waktu, panggilan tersebut berubah menjadi bugeng, dan akhirnya menjadi hugeng.

Hoegeng sendiri menempuh pendidikan di beberapa daerah. Setelah menyelesaikan sekolah di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) dan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Pekalongan, Hoegeng melanjutkan studinya di Algemeene Middelbare School (AMS) Yogyakarta.

Selama berada di Yogyakarta, Hoegeng mendirikan sebuah band Hawaian. Melalui band ini, ia mendapatkan tambahan penghasilan untuk biaya hidupnya.

Karir Hoegeng di kepolisian

Pada 1950, Hoegeng sempat mengikuti sebuah Kursus Orientasi di Provost Marshal General School di Military Police School Port Gordon, Georgia, Amerika Serikat. Dimulai dari situlah karier Hoegeng di kepolisian melesat.

Puncaknya pada 5 Mei 1968, Hoegeng diangkat menjadi Kepala Kepolisian Negara menggantikan Soetjipto Joedodihardjo. Namun, tiga tahun kemudian ia mengakhiri masa jabatannya. Tepatnya pada 2 oktober 1971. Posisi Hoegeng kemudian digantikan oleh Mohamad Hasan.

Hoegeng pernah melakukan pembenahan di beberapa bidang, terutama menyangkut dengan struktur organisasi di tingkat Mabes Polri saat ia menjabat sebagai kepala kepolisian.

Hoegeng wafat dalam usia 82 tahun pada 15 Juli 2004 di Jakarta dan dimakamkan di Taman Pemakaman Bukan Umum atau TPBU Giri Tama, Kemang, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Sosoknya sulit terlupakan di tiap Hari Bhayangkara.

sumber : tempo.co

LEAVE A REPLY