Pelita.Online, Palembang — Firdaus (18), mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP), disebut meninggal dunia saat mengikuti pendidikan dan latihan dasar (diksar) pencinta alam di Gunung Dempo, Pagaralam, Sumatera Selatan, Senin (4/2).
Kapolres Pagaralam Ajun Komisaris Besar Tri Saksono Puspo Aji membenarkan kejadian tersebut.
“Saat di puncak yang bersangkutan ini pingsan tidak sadarkan diri. Lalu dilakukan proses evakuasi, namun meninggal sesampainya di RSUD,” ujar Tri.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Firdaus, warga Desa Sukadana, Kecamatan Mesuji, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumsel, ini mengikuti diksar bersama rekan-rekannya yang lain sejak 24 Januari 2019.
Di hari terakhir diksar, Senin (4/1) sekitar pukul 13.00, kondisi fisik Firdaus mulai menurun dan tidak sadarkan diri diduga akibat hipotermia. Panitia pun segera menghubungi tim gabungan Basarnas, relawan, dan warga Kampung 4 Gunung Dempo untuk mengevakuasi Firdaus.
Sekitar pukul 16.00 WIB, tim gabungan baru sampai di puncak gunung untuk proses evakuasi. Namun karena terkendala cuaca buruk, evakuasi hingga turun gunung dan Firdaus baru bisa dibawa ke RSUD Besemah Kota Pagaralam pada Selasa (5/1) sekitar pukul 03.00 WIB.
Setelah mendapatkan pertolongan medis, tanda-tanda vital di tubuh Firdaus masih terdeteksi namun kesadarannya semakin menurun. Beberapa saat kemudian Firdaus pun mengembuskan napas terakhirnya di rumah sakit.
Kapolres melanjutkan bahwa penyebab kematian adalah penurunan kesadaran yang disebabkan oleh penurunan suhu tubuh secara drastis atau hipothermia. Hal itu berdasarkan visum terhadap jenazah.
“Tidak ada tanda-tanda luka luar akibat penganiayaan di tubuh yang bersangkutan. Saat ini jenazah sudah dibawa oleh keluarga ke rumah duka,” ujar dia.
Diketahui, panitia diksar Brigade Mahasiswa Pecinta Alam Semesta (Brimpals) Fakultas Hukum UMP ini sendiri telah mendapatkan izin untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut dari kepolisian selama 10 hari, yakni sejak Sabtu (25/1) hingga Selasa (5/1).
CNN Indonesia
