Ini Lima Perkantoran Termahal di Jakarta

0

Pelita.online – Tak dapat dimungkiri, kondisi bisnis properti saat ini telah mengalami kontraksi signifikan, terutama di sektor perkantoran.

Pengembang dan pengelola dihadapkan pada tantangan berat. Tak hanya perkantoran eksisting, juga yang masih dalam tahap konstruksi.

Laju kecepatan konstruksi mengalami perlambatan. Bahkan, data Leads Property Indonesia dan Colliers Property Indonesia, ruang-ruang kantor yang akan masuk ke pasar tahun ini mengalami penundaan.

Keduanya mencatat, tahun ini terjadi penurunan pasokan baru hingga mencapai 297.247 meter persegi, menjadi 423.301 meter persegi yang mencakup perkantoran di Central Business District (CBD) dan non-CBD Jakarta.

Demikian halnya dengan jumlah transaksi yang tercatat lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Hal ini karena banyak perusahaan yang menerapkan kebijakan bekerja dari rumah atau work from home (WFH).

Bahkan, sejumlah perusahaan juga memafhumi gaya bekerja dari mana saja atau work from everyhere (WFE).

Menurut CEO Leads Property Indonesia Hendra Hartono, kebijakan ini berdampak terjadinya pengurangan ruang kantor, dan sejumlah perusahaan kemudian melakukan negosiasi ulang dalam perpanjangan kontrak berikutnya.

“Pengembang dan pengelola diharapkan terbuka untuk negosiasi untuk mencapai solusi yang menyenangkan semua pihak, dengan memberikan fleksibilitas,” ujar Hendra menjawab Kompas.com, Sabtu (27/02/2021).

Pengurangan penggunaan ruang kantor ini menyebabkan angka tingkat hunian menurun menjadi hanya 76,1 persen.

 

Sumber : kompas.com

LEAVE A REPLY