Jurus Pertamina Agar PGN dan Pertagas Tak Lagi Bersaing

0

Pekerja PT Perta Arun Gas melakukan pengawasan rutin pada fasilitas pelabuhan khusus Liquefied Natural Gas (LNG) Blang Lancang, Lhokseumawe, Aceh, Rabu (20/7). Fasilitas pabrik yang dibangun sejak 1978 itu merupakan aset ex PT Arun NGL seluas 700 haktar yang kini direvitalisasi ke LNG Receiving Hub dan Regastification Terminal atau Terminal Penampungan dan Regasifikasi Arun yang dikelola PT Pertamina Gas (Pertagas) melalui PT Perta Arun Gas sejak 2014.KONTAN/Pratama Guitarra

Pelita.Online – Pemerintah telah membentuk holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) minyak dan gas (migas), yang menggabungkan PT Pertamina (Persero) sebagai induk usaha, dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dan PT Pertagas sebagai anak usahanya. Saat ini, Pertamina sedang menuntaskan penggabungan (integrasi) PGN dan Pertagas.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, integrasi PGN dan Pertagas tersebut merupakan tahap lanjutan dari pembentukan holding BUMN migas.
“Dalam 4 bulan integrasi itu akan terjadi. Pertama integrasi operasi, supaya enggak ada tumpang tindih. Kedua, integrasi transaksi di antara kedua entitas bisnis itu,” kata Nicke di Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (27/4).
Menurutnya, skema penggabungan kedua organisasi tersebut masih sedang dikaji opsinya, apakah merger, akuisisi, atau inbreng. Tapi Nicke menambahkan, terlepas dari proses penggabungan organisasi yang belum tuntas, PGN dan Pertagas sudah menjalankan integrasi operasi dan niaga.
“(Penggabungan organisai) itu pararel saja. Karena yang paling penting begini, jangan sampai integrasi atau holding migas ini malah kemudian terhenti, proses bisnis atau operasi mereka (akan terganggu). Ini harus jalan,” ujar dia.
Dia mengungkapkan, “PGN dan Pertagas secara bersama-sama sekarang, masuk ke pasar bersama-sama. Tidak seperti selama ini head to head. Dengan menggunakan aset-aset yang mereka miliki, ini diintegrasikan.”
Bersamaan dengan itu, dia menambahkan, Pertamina selaku induk holding juga sedang me-review investasi kedua anak usahanya tersebut.
“Kita buka lagi sekarang rencana-rencana investasinya PGN dan Pertagas di RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) di RJPP (Rencana Jangka Panjang Perusahaan). Banyak yang duplikasi. Nah ini kemudian juga kita sinergikan,” ujar Nicke.
Selama ini Nicke melihat, PGN dan Pertagas sama-sama fokus dalam pengembangan gas di Sumatera dan Jawa. Bahkan cenderung bersaing. Dalam waktu dekat, prioritas awal yang harus dikerjakan adalah pengembangan infrastruktur gas di Indonesia tengah dan timur. “Investasi berikutnya, perkuat ke (Indonesia) bagian tengah dan timur, karena kebutuhan di sana belum ada yang men-supply.”
kumparan.com

LEAVE A REPLY