Kalifornia Segera Bebas dari Diskriminasi Berdasarkan Kasta

0

pelita.online – Parlemen Negara Bagian Kalifornia, Los Angeles meloloskan rancangan peraturan yang melarang diskriminasi berdasarkan kasta. Sistem sosial yang telah berjalan lama dan berakar dari wilayah Asia Selatan.

Kalifornia menjadi negara bagian pertama di AS yang bakal melarang diskriminasi berdasarkan kasta ini. Pada Selasa (5/9/2023) Senat Negara Bagian Kalifornia meloloskan rancangan peraturan SB 403 dengan perbandiangan suara 31-5.

Setelah lolos di parlemen, rancangan ini dibawa ke meja Gubernur Gavin Newsom, yang berlatar Partai Demokrat. Parai aktivis mendorong agar sang gubernur membubuhkan tanda tangannya sehingga rancangan itu sah menjadi peraturan negara bagian.

‘’Saya bangga berdiri dalam solidaritas bersama setiap orang yang menyatakan dirinya warga Kalifornia, mengalami diskriminasi kasta, dan yang menginginkan diskriminasi ini dihentikan,’’ kata senator dari Demokrat, Aisha Wahab, seperti dilansir Aljazirah, Rabu (6/9/2023).

Aisha, Muslimah keturunan Afghanistan yang menggagas dan menyusun rancangan peraturan pelarangan diskriminasi berdasarkan kasta ini. Ia seorang Demokrat. ‘’Kita menyalakan sinar yang menyorot bentuk diskriminasi tersembunyi yang telah berjalan ribuan tahun.’’

Rancangan yang diajukan Aisha memperolah dukungan luas dari kelompok pembela hak sipil dan organisasi keadilan sosial. Mereka menyanjung ini merupakan kemenangan besar dalam memerangi sistem kasta yang masih berlaku di Amerika Utara.

Sebelum mendapatkan lampu hijau dari senat, rancangan ini juga lolos melalui pemungutan suara 55 banding 3 di Dewan Negara Bagian pada 29 Agustus lalu.  Dalit, yang menghuni strata paling rendah dalam sistem kasta, menyatakan diskriminasi masih mereka terima.

Ini terjadi di antara diaspora Asia Selatan, baik di tempat kerja, kelas, maupun kehidupan sosial. Sistem kasta berlaku di India, yang secara formal dihapuskan pada 1940-an. Namun Dalit menyatakan, diskriminasi tetap berjalan.

Di Kalifornia, sejumlah anggota komunitas Dalit, kian peduli soal diskriminasi ini setelah mereka mengalami secara individual dari orang yang kastanya lebih tinggi.

‘’Keluarga saya tak pernah berbicara tentang kasta atau menceritakan bahwa kami adalah Dalit,’’ kata Shahira Kaur, yang bekerja dengan kelompok pembela hak Dalit, Equality Labs yang ikut mempromosikan rancangan pelarangan diskriminasi berdasarkan kasta.

Kesadaran Kaur mulai berubah ketika ia mendengar ibu temannya di SMA mengatakan kata ‘chamar’ kepada dirinya, sebuah kata hinaan kepada Dalit. Ia mengaku ini kejadian yang berat. Sebab setelah teman-teman sekolahnya mulai menjauh darinya.

Bahkan, satu temannya meminta Kaur duduk terpisah di meja makan siang karena dianggap ‘kotor’. Gubernur Newsom belum berkomentar soal lolosnya rancangan peraturan itu dari senat tetapi para aktivis yakin dukungan suara signifikan di senat, ini akhirnya diteken.

Beberapa kelompok Hindu Amerika menentang keras rancangan yang diajukan Aisha ini. Mereka meminta Gubernur Newsom memveto rancangan yang sudah lolos dari senat itu.

‘’Rancangan yang memecah belah ini, secara implisit menargetkan warga keturunan Asia Selatan dan harus diveto Gubernur’’ kata Hindu American Foundation (HAF) di media sosial mereka. Kelompok ini menilai ini isu serius dan menargerkan Hindu.

Namun kelompok pembela hak Dalit membantahnya. Mereka menganggapnya sebagai serangan balik terhadap mobilisasi politik yang dilakukan orang-orang yang mengalami tekanan berdasarkan ras.

Dalam beberapa bulan terakhir ini, gerakan memerangi sistem kasta di Amerika Utara semakin gencar. Pada awal tahun ini, Seatlle menjadi kota pertama di AS yang menerapkan hukuman atas diskriminasi berdasarkan kasta setelah pemungutan suara di dewan kota.

Sementara, dewan sekolah Toronto menjadi yang pertama di Kanada yang mengakui diskriminasi kasta terjadi di sekolah-sekolah kota tersebut. Isu diskriminasi berdasarkan kasta merebak di antara warga Amerika keturunan India dan komunitas Hindu.

sumber : republika.co.id

LEAVE A REPLY