Pelita.Online – Malaysia melonggarkan pembatasan perjalanan domestik dan internasional mulai Minggu (10/10/2021) bagi yang sudah divaksin dosis penuh terhadap virus corona, seiring kasus baru Covid-19 yang menurun. Covid-19 di Malaysia sempat memburuk dalam beberapa bulan terakhir, dan mendorong pemerintah memberlakukan lockdown nasional yang ketat. Namun, dengan jumlah kasus yang turun dan vaksinasi cepat, otoritas Malaysia mulai mencabut pembatasan. Bisnis-bisnis diizinkan untuk dibuka kembali dan pekerja perlahan kembali ke kantor.
Dalam pidato yang disiarkan televisi pada Minggu, Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob mengumumkan, warga yang disuntik dosis penuh dapat bergerak bebas di dalam negeri, serta terbang ke luar negeri tanpa izin khusus. “Menurut Kementerian Kesehatan, tingkat vaksinasi untuk populasi orang dewasa telah mencapai 90 persen,” katanya seraya menjelaskan aturan-aturan yang mulai berlaku pada Senin (11/10/2021). Namun, Ismail Sabri memperingatkan orang-orang untuk terus mematuhi protokol kesehatan seperti mengenakan masker, untuk menjaga agar virus tetap terkendali.
“Jangan berpuas diri. Ini penting dalam upaya pemerintah membuka kembali perekonomian,” ujarnya dikutip dari AFP. Warga Malaysia sebelumnya dilarang bepergian antarnegara bagian di negara itu sejak Januari, kecuali dalam keadaan mendesak.
Perjalanan ke luar negeri juga hanya diperbolehkan bagi mereka yang mendapat izin khusus dengan mendaftar melalui sistem resmi.
Meski persyaratan itu dicabut, pelancong yang kembali ke Malaysia masih harus menjalani karantina. Malaysia dapat menangani gelombang pertama virus corona pada awal pandemi tahun lalu setelah memberlakukan pembatasan dan menutup perbatasannya. Namun, tahun ini Covid-19 di Malaysia mengganas akibat penyebaran varian Delta, yang mencatat lebih dari 20.000 kasus sehari dan ratusan kematian pada Agustus. Setelah Malaysia menggencarkan vaksinasi dan menjadi salah satu yang tercepat di Asia Tenggara, kasus baru Covid-19 mulai melambat. Covid-19 di Malaysia total mencatat lebih dari 2,3 juta kasus dan 27.000 kematian.
sumber : kompas.com
