Kata Sri Mulyani Soal Risiko Gagal Bayar AS & Dampaknya ke RI

0

pelita.online – Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan bahwa potensi gagal bayar yang terjadi di Amerika Seriakt (AS) belum memberikan dampak kepada perekonomian Indonesia.

Hal ini tercermin dari posisi surat berharga negara (SBN) yang masih berdaya tarik dan diminati investor.

“Sampai hari ini, perkembangan itu tidak ada pengaruhnya ke perekonomian kita, terutama pasar belum memberikan sinyal terhadap kemungkinan dinamika politik itu,” papar Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK II, dikutip Selasa (8/5/2023).

“AS bisa bayar kalau debt ceiling dibuka, tapi ada dinamika politik untuk membuka debt ceiling,” tambahnya.

Sebagai catatan, utang Amerika Serikat (AS) menembus US$ 31 triliun atau sekitar Rp 460.000 triliun (kurs Rp 14.900/US$) untuk pertama kalinya pada Oktober tahun lalu. Hingga saat ini, utang tersebut dipastikan terus naik.

AS pun menjadi negara paling berutang di dunia. Tak pelak, AS dibayangi risiko gagal bayar (default) jika pagu utang tidak dinaikkan.

Bengkaknya utang AS, dipicu oleh pandemi Corona (Covid-19). Saat itu, pemerintah AS harus menggelontorkan stimulus US$ 5 triliun guna menyelamatkan perekonomian.

Dia memastikan pemerintah dan KSSK berkomitmen terus memperkuat koordinasi dan menjaga kewaspadaan terhadap perkembangan risiko global.

Terkait dengan SBN, dia menjelaskan bahwa imbal hasil (yield) SBN untuk tenor 10 tahun yang menurun 9 basis poin pada bulan ini sehingga total penurunan mencapai 50 basis poin sejak awal tahun (year to date), menjadi bukti kuatnya surat utang dalam negeri.

Penurunan imbal hasil ini diikuti pula oleh derasnya aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan Tanah Air.

Hal ini memicu penguatan rupiah. Derasnya investasi juga didorong oleh kinerja ekonomi Indonesia yang baik. Ekonomi Indonesia berhasil tumbuh 5,03% pada kuartal I-2023, di atas konsensus pasar 4,95%.

“Ini semua kombinasi agak langka, ini positif support sentimen karena kinerja ekonomi membaik, capital inflow naik, year to date Rp 65,76 triliun yang masuk membeli SBN, yang menggambarkan prospek, risiko CDS kita membaik,” katanya.

sumber : cnbcindonesia.com

LEAVE A REPLY