Korsel Laporkan 5 Kasus Pertama Omicron

0
Medical members wearing protective gear guide a driver with suspected symptoms of the COVID-19 coronavirus, at a "drive-through" virus test facility in Goyang, north of Seoul, on February 29, 2020. - South Korea reported on February 29 its biggest surge in new coronavirus cases and concerns grew of a possible epidemic in the United States as the World Health Organization raised its risk alert to its highest level. (Photo by Jung Yeon-je / AFP)

Pelita.Online – 

Korea Selatan (Korsel) melaporkan lima kasus pertama varian Omicron pada Rabu (1/12/2021), kata para pejabat, ketika kasus Covid-19 harian mencetak rekor naik di atas 5.000 untuk pertama kalinya. Pasangan yang divaksinasi lengkap dinyatakan positif varian tersebut setelah tiba minggu lalu dari Nigeria, diikuti oleh dua anggota keluarga dan seorang teman, menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA).

Kemarin, kasus harian Covid-19 Korea Selatan mencapai 5.123. Lonjakan dimulai pada awal November setelah negara itu melonggarkan pembatasan.

Varian baru ini mendorong pemerintah untuk menghentikan rencana pada hari Senin untuk pelonggaran pembatasan lebih lanjut.

Korea Selatan juga mengatakan pada hari Rabu bahwa konferensi penjaga perdamaian PBB yang diharapkan menarik lebih dari 700 orang ke Seoul minggu depan sekarang akan diadakan secara online.

Negara ini telah sepenuhnya menginokulasi hampir 92 persen orang dewasa dan sekarang fokus pada vaksinasi anak-anak dan program booster, tetapi para ahli memperingatkan bahwa kasus akan terus meningkat sampai orang yang tidak divaksinasi memperoleh kekebalan melalui infeksi.

“Pihak berwenang dapat menurunkan jumlah kasus dengan menerapkan kembali beberapa langkah jarak sosial,” kata Jung Jae-hun, seorang profesor kedokteran pencegahan di Universitas Gachon.

Korea Selatan mengatakan, rumah sakit merawat 723 pasien dengan Covod-19 yang parah, sebuah angka rekor.

Hampir 90 persen tempat tidur unit perawatan intensif di wilayah Seoul yang lebih besar ditempati, dengan 842 pasien menunggu untuk masuk.

Asosiasi Medis Korea mendesak pemerintah untuk mendirikan fasilitas perawatan dan mengizinkan perawatan antibodi untuk pasien berisiko tinggi sebelum mereka mengembangkan gejala parah.

Lebih dari 84 persen pasien yang sakit parah berusia 60 tahun ke atas. Para ahli telah menunjukkan berkurangnya tingkat antibodi dari vaksin dan mendesak orang tua untuk mendapatkan booster.

sumber : beritasatu.com

LEAVE A REPLY