Membedah prediksi Presiden Jokowi, 2045 ekonomi Indonesia terbesar ke-4 dunia

0

Jakarta, Pelita.Online – Presiden Joko Widodo memprediksi, pada 2045, ekonomi Indonesia akan memasuki era keemasan. Di mana, Indonesia akan menempati posisi ke-4 terbesar dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat.

“Diperkirakan pendapatan akan mencapai USD 29.000 per kapita dan akan menjadi empat besar ekonomi terkuat di dunia, setelah China, India, Amerika Serikat dan Indonesia,” ujar presiden, kemarin.

Prediksi ini akan menjadi kenyataan jika didukung dengan stabilitas politik, keamanan, harga komoditas, dan pertumbuhan ekonomi dunia. Prediksi tersebut berdasarkan kajian Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Bambang Brodjonegoro.

Apa modal Indonesia untuk menjadi empat negara ekonomi terbesar? Berdasarkan prediksi ketiga menteri jagoan ekonomi Presiden Jokowi itu, pada 2045 jumlah penduduk Indonesia ada kurang lebih 309 juta. Kedua, pertumbuhan ekonomi akan berada di 5 persen sampai 6 persen.

Ketiga, Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai USD 9,1 triliun. Keempat, income per kapita mencapai USD 29.000 di mana saat ini berada USD 3.500-an.

Tantangan

Namun, realisasi prediksi ini bukan tanpa tantangan. Beberapa diantaranya ialah penguasaan pasar saham oleh investor dalam negeri. Penguasaan saham oleh investor lokal membuat perekonomian Indonesia aman dari dana keluar (outflow) akibat gejolak dunia.

Mantan Wakil Kepala Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Rahmat Waluyanto, mengatakan saat ini kepemilikan asing di pasar modal Indonesia masih mencapai 60 persen.

Tantangan lain ialah kondisi infrastruktur. Hal ini diakui oleh Menteri Bambang Brodjonegoro. Maka dari itu, pemerintah saat ini tengah mendorong reformasi struktural.

“Terus terang kita butuh kerja keras untuk menjadi negara maju di masa datang. Indonesia jelas (butuh) banyak (pembenahan). Infrastruktur kita masih ketinggalan, kualitas SDM masih harus diperbaiki, anggaran harus dirapihin. Pokoknya kami perlu transformasi struktural,” tuturnya.

Menteri Bambang menambahkan kemiskinan juga menjadi permasalahan untuk menjadikan ekonomi Indonesia besar. Maka dari itu, Presiden Jokowi memerintahkan jajarannya untuk menjaga stabilitas harga pangan sebagai salah satu cara menekan angka kemiskinan.

“Pangan menjadi kunci bagi kesejahteraan rakyat, kalau harga pangan naik, akan ada goncangan sosial karena itu tugas kita bersama untuk menjaga stabilitas harga pangan,” kata Presiden Jokowi.

Solusi

Selain pangan, guna menjadi ekonomi terbesar ke-4, Presiden Jokowi juga telah menyusun peta jalan untuk tiga dekade ke depan. Di mana, pada 10 tahun pertama, ialah membangun infrastruktur. Inilah yang sedang dikerjakan oleh Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.

“Ini betul-betul harus fokus dan harus diselesaikan, karena dengan inilah kita akan bisa memperkuat daya saing (competitiveness) kita. Biaya logistik, biaya transportasi, akan jatuh lebih murah, sehingga nantinya harga-harga juga bisa bersaing dengan produk-produk dari luar,” terang Presiden Jokowi.

10 Tahun selanjutnya ialah masuk pada industri pengolahan. Presiden Jokowi meminta Indonesia tidak lagi menjual bahan mentah. “Setop! Harus sudah tidak ada lagi, semuanya harus barang minimal setengah jadi. Syukur kalau kita bisa push, agar kita mengekspor itu dalam bentuk barang jadi semuanya. Kelapa sawit, jangan sampai nanti kita ngirimnya CPO terus. Setop,” tegas Presiden Jokowi.

10 Tahun terakhir ialah waktunya Indonesia memaksimalkan industri jasa. Akan tetapi, Presiden Jokowi mengingatkan agar dalam memasuki industri jasa masyarakat tidak harus menunggu, dan lakukan saat ini juga. Pariwisata, lanjutnya, akan menjadi sektor jasa menjanjikan di masa depan.

“Masuklah anak-anak muda ke industri ini, karena industri ini akan menjanjikan. Yang kedua yang berkaitan dengan life style, ini akan berkembang di negara kita. Yang berkaitan dengan retail, media, kuliner, online store ini akan berkembang pesat sekali. Dan ini anak-anak muda yang bisa,” tutur Presiden Jokowi.

Hal ini sejalan dengan kajian Bank Dunia yang optimistis bahwa upaya berkelanjutan untuk mengembangkan pariwisata dan manufaktur akan menghasilkan lebih banyak pekerjaan, meningkatkan pendapatan ekspor, dan semakin mendukung pertumbuhan.

“Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan industri pariwisata kelas dunia,” kata Manager Bank Dunia untuk Makroekonomi dan Manajemen Fiskal di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik, Ndiame Diop.

Merdeka.com

LEAVE A REPLY