Mendikbud Jepang-PDIP: Pendidikan Karakter Dimulai dari TK

0

Jakarta, Pelita.Online – Pembentukan karakter manusia sebaiknya dilakukan sejak dini, bahkan dimulai dari tingkat pendidikan taman kanak-kanak. Kesamaan pandangan ini dicapai oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Jepang Yoshimasa Hayashi dengan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dalam sebuah pertemuan di Tokyo, Jepang Selasa pagi waktu setempat.

Keduanya juga sepakat, pelurusan sejarah kemerdekaan Indonesia menjadi salah satu agenda prioritas bangsa. Pertemuan sarapan pagi yang berlangsung cukup hangat antara menteri senior Jepang ini dengan Sekjen PDI Perjuangan yang didampingi Kepala Balitbang PDI Perjuangan Heri Akhmadi dan Bendahara Balitbang PDI Perjuangan yang juga anggota DPR Daniel Tobing. Hadir pula Duta Besar Indonesia untuk Jepang Arifin Tasrif.

Hayashi yang pernah lima kali menjabat menteri di kabinet partai berkuasa Jepang LDP (Liberal Democratic Party) memilih menemui Hasto di hotel tempat delegasi PDI Perjuangan menginap, bukan di kementeriannya.  Membuka pembicaraan dengan Hayashi, Hasto Kristiyanto mengungkapkan kekagumannya terhadap budaya gotong royong dan etos kerja masyarakat Jepang. Hal itu nampak ketika terjadi tsunami besar di Fukushima.

“Sistem pendidikan Jepang sukses membangun kultur masyarakatnya. Kepada kami, Ibu Megawati Soekarnoputri banyak memberikan referensi  terkait etos kerja yang tinggi rakyat Jepang, termasuk kreativitas dan  nilai-nilai kejujuran di dalamnya,” tutur Hasto dalam keterangannya.

Di Indonesia, budaya gotong royong merupakan elemen penting.  Bung Karno, sebagai pendiri bangsa  selalu mengingatkan  bahwa esensi dari Pancasila adalah semangat kegotongroyongan di antara sesama anak bangsa.

Apalagi sekarang ini, tambah Hasto,  salah satu program kerja utama Presiden Jokowi adalah Revolusi Mental sebagai upaya membangun karakter manusia Indonesia.

Hayashi mengatakan, Jepang selalu fokus dengan pendidikan karakter sejak dini, terutama di tingkat pendidikan pertama hingga SMA. Namun sejak mulai bertambahnya pasangan suami istri yang bekerja, maka pemerintah Jepang fokus mendidik karakter sejak taman kanak-kanak.

“Kedisiplinan itu mata pelajaran resmi di Jepang. Kami latih anak-anak untuk bekerja dalam kelompok, termasuk membersihkan ruang kelas menjadi kewajiban rutin para murid. Kami juga sangat memperhatikan kualitas hidup anak-anak kami di sekolah. Bagaimana mereka bergaul di kelas dan luar kelas dan anak-anak harus belajar untuk hidup saling melayani,” kata Hayashi.

Dalam dunia pekerjaan, Mendikbud Jepang ini juga mengatakan perusahaan-perusahaan di Jepang mencari calon karyawan yang tidak hanya punya nilai kelulusan yang tinggi, tapi yang juga memiliki karakter.

Menimpali ini, Hasto mengatakan aspek kebudayaan juga harus menjadi prioritas. Apalagi hubungan baik Indonesia-Jepang selama ini dilandasi oleh kentalnya budaya masing-masing negara dan penghormatan yang sangat kuat.
“Aspek kebudayaan ini yang akan dikembangkan PDI Perjuangan untuk menyambut peringatan 60 tahun hubungan kedua negara,” ungkap Hasto.

Kepada  menteri senior LDP ini, Hasto menyampaikan tentang kesepakatan resmi antara PDI Perjuangan dan LDP yang akan dituangkan dalam MoU dalam waktu dekat. Salah satu program konkretnya adalah pendidikan kader kedua partai dan kerja sama   pertukaran program kerja antar kepala daerah asal PDI Perjuangan dengan pihak LDP.

Hayashi menyatakan sangat mendukung kerja sama LDP dengan PDI Perjuangan yang kesepakatan formalnya akan ditandatangani dalam menyambut 60 tahun hubungan Indonesia-Jepang.

Pada kesempatan tersebut, Heri juga mengungkapkan, saat ini sebuah universitas di Jepang sudah membuka pusat studi tentang Bung Karno. “Pusat Kajian Bung Karno ini sangat penting dan semakin memerkuat pemahaman sejarah yang benar terhadap Bapak Bangsa Indonesia,” kata politisi senior PDI Perjuangan ini.

Hayashi mengatakan kementeriannya sangat mendukung kerjasama kedua Partai dan menyatakan kesediaannya untuk diundang sebagai pembicara tentang politik pendidikan yang berpijak pada pembangunan karakter bangsa.

Republika.co.id

LEAVE A REPLY