Mengenal Patahan Anatolia Timur, Biang Keladi Gempa Dahsyat Turki CNN Indonesia

0

Pelita.Online

jakarta, CNN Indonesia — Gempa magnitudo 7,8 mengguncang Turki dan Suriah pada Senin (6/2) waktu setempat dan mengakibatkan kerusakan dahsyat. Mengapa dampaknya bisa sangat parah?
Melansir Economic Times, gempa yang mengguncang Turki memiliki episentrum di 26 km sebelah timur kota Nurdagi di kedalaman 18 km. Gempa tersebut terjadi karena patahan Anatolia Timur.

Gempa itu menyebar ke arah timur laut sehingga menyebabkan kerusakan parah di wilayah Turki tengah dan Suriah.

Patahan Anatolia Timur merupakan patahan celah lurus (strike-slip fault). Pada jenis patahan ini, lempeng bebatuan yang solid bergerak ke atas dan saling berlawanan di sepanjang garis vertikal patahannya.

Hal tersebut menyebabkan tekanan hingga salah satu lempeng tergelincir dalam gerak horizontal. Akibatnya, gerakan tersebut melepaskan jumlah tekanan yang luar biasa yang bisa menyebabkan gempa.

Pada gempa di Turki, retakan awalnya terjadi pada kedalaman yang rendah. “Getaran di permukaan yang rendah akan lebih berdampak parah daripada gempa yang berada di kedalaman yang lebih dalam pada magnitudo yang sama,” kata ahli dari Open University, David Rothery.

Patahan Anatolia Timur diketahui memiliki panjang 700 km yang lokasinya berada di antara lempeng Anatolian dan Arabian. Patahan tersebut juga berada di dekat Lipatan Bitliz-Zagros dan Lipatan Kaukasus.

Dalam artikelnya di jurnal Geophysical International, pakar dari Yildiz Technical University dan Bogazici University mengungkapkan, patahan ini muncul sebagai konsekuensi dari tahap akhir tubrukan dataran Eurasia-Arabia.

Hal itu terjadi di akhir pertengahan era Miocene (16-20 juta tahun yang lalu) .Patahan ini juga memiiki ciri yakni beberapa lengkungan di sekitarnya seperti Lengkungan Goynu, Gokdere, dan Lake Hazar.

Dilihat dari sejarahnya, sejumlah gempa parah pernah terjadi karena patahan ini yakni pada 1789 (magnitudo 7,2), 1874 (magnitudo 7,1), dan 1875 (magnitudo 6,7). Setelah itu, gempa yang terjadi tak pernah melebihi magnitudo 7, dengan yang terparah terjadi pada 2020 dengan magnitudo 6,8.

Beberapa studi geologis dan geodetik mengestimasi tingkat pergeseran pada segmen dan sub-segmen paralel di patahan ini sebetulnya menurun dari 10 mm/tahun di dekat Karliova ke 4 mm/ tahun di dekat Turkoglu.

Namun demikian, para pakar menyebut, kompleksitas Patahan Anatolia Timur sama dengan patahan celah lurus lainnya. “Meski kecil secara ukuran, Patahan Anatolia Timur menunjukkan kompleksitas perilaku geografis seperti yang lainnya semisal Patahan Alpine di Selandia Baru, Patahan San Andrea (Amerika Serikat), dan Patahan Anatolian Utara,” tulis mereka.

Ribuan Korban
Di sisi lain, korban tewas gempa Turki dan Suriah diketahui telah mencapai 2.300 orang. Dilansir AFP, terjadi puluhan gempa susulan usai gempa pertama yang terjadi.

Hal tersebut membuat gempa kali ini menjadi salah satu yang paling parah dalam sejarah. “Karena saya tinggal di zona gempa, saya terbiasa merasakan guncangan. Tapi itu pertama kalinya kami mengalami hal seperti itu,” kata Melisa Salman, seorang reporter di Kota Kahramanmaras, Turki.

Media pemerintah dan sumber medis melaporkan sedikitnya 810 orang tewas di bagian Suriah yang dikuasai pemberontak dan dikuasai pemerintah. Sementara itu, pejabat Turki melaporkan 1.498 korban jiwa lainnya.

Jumlah korban tewas diperkirakan terus bertambah seiring upaya pencarian dan penyelamatan korban yang tertimpa puing-puing terus dilakukan.

Ribuan Korban
Di sisi lain, korban tewas gempa Turki dan Suriah diketahui telah mencapai 2.300 orang. Dilansir AFP, terjadi puluhan gempa susulan usai gempa pertama yang terjadi.

Hal tersebut membuat gempa kali ini menjadi salah satu yang paling parah dalam sejarah. “Karena saya tinggal di zona gempa, saya terbiasa merasakan guncangan. Tapi itu pertama kalinya kami mengalami hal seperti itu,” kata Melisa Salman, seorang reporter di Kota Kahramanmaras, Turki.

Media pemerintah dan sumber medis melaporkan sedikitnya 810 orang tewas di bagian Suriah yang dikuasai pemberontak dan dikuasai pemerintah. Sementara itu, pejabat Turki melaporkan 1.498 korban jiwa lainnya.

Jumlah korban tewas diperkirakan terus bertambah seiring upaya pencarian dan penyelamatan korban yang tertimpa puing-puing terus dilakukan.

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY