Mobil Harus Parkir Lama karena PSBB? Awas Ban Bisa Rusak

0

Pelita.online – Kegiatan masyarakat DKI Jakarta kembali dibatasi seturut berlakunya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Bagi para pengendara yang bekerja dan beraktivitas dari rumah, kendaraan bermotor saat ini mungkin lebih sering terparkir di garasi dan hanya dikeluarkan apabila ada keperluan yang mendesak saja. Awas! Perhatikan komponen ban.

Seperti dijelaskan Presiden Direktur Michelin Indonesia Steven Vette dalam keterangan resminya, pengendara mobil misalnya, harus rutin mengecek kondisi kendaraannya, terutama pada bagian ban, saat kendaraan tidak digunakan dalam waktu cukup lama.

Steven menjelaskan dalam kondisi statis atau terparkir dalam waktu lama, ban mobil bakal menahan beban dalam satu titik tumpuan.

“Jika beban kendaraan bertumpu pada satu titik pada waktu terlalu lama, selain akan membuat ban mobil kempis juga berisiko menimbulkan flat spot atau deformasi pada ban,” kata Steven, dalam keterangan resminya.

Lanjut Steven menjelaskan, flat spot muncul pada bagian ban yang menahan beban terlalu lama selama 1 hingga 2 bulan atau bahkan lebih. Flat spot menandakan ban telah mengalami deformasi atau ban yang tidak lagi bulat sempurna akibat berada dalam posisi diam dalam waktu terlalu lama.

Untuk menghindari flat spot dan deformasi ban, Steven menyarankan pengendara menjalankan kendaraan minimal satu minggu sekali, untuk memastikan ada pergantian tumpuan beban kendaraan pada ban.

Sebagai informasi tambahan, Anda juga bisa menjalankan beberapa tips merawat ban mobil agar tetap selalu dalam kondisi prima saat mobil ingin dikendarai kembali. Apa saja?

Pantau Tekanan Angin Pada Ban Anda

Customer Engineering Support Michelin Indonesia Mochammad Fachrul Rozi, mengatakan, tekanan angin merupakan faktor penting untuk menjaga ban tetap dalam kondisi prima.

“Kurang mengisi angin atau mengisi secara berlebih, dapat mengakibatkan ban aus lebih cepat, mengurangi cengkeraman, dan menjadikan lebih boros bahan bakar,” kata Rozi.

Untungnya, hanya perlu beberapa menit dalam sebulan untuk membantu memastikan keamanan ban. Rozi menyarankan untuk secara rutin memeriksa tekanan ban (tire pressure), termasuk ban cadangannya.

Waktu yang disarankan adalah setiap bulan sekali. Alasannya, meski tidak ada kerusakan yang terlihat di permukaan, ban bisa kehilangan tekanan udara hingga 1 psi (pound per inci persegi) setiap bulan. Hal ini dapat dipercepat oleh kebocoran udara karena kebocoran yang tidak disengaja, kebocoran pada katup atau tutup katup, atau kerusakan roda.

Pastikan Kelayakan Tapak Ban

Agar dapat mencengkeram secara efektif, menghalau air, dan mempertahankan kendali kendaraan, ban harus masih memiliki alur tapak (tread) yang aman. Jika alur pada permukaan ban sudah menipis atau hampir hilang, ban tidak dapat secara maksimal mencengkeram jalan. Hal ini dapat membahayakan terutama dalam kondisi jalan basah atau hujan.

Untuk memastikan keamanan berkendara, pengendara disarankan memeriksa keausan ban secara teratur. Caranya dengan memeriksa indikator keausan atau kedalaman tapak ban sebagai berikut:

1. Pastikan mobil dalam posisi rem tangan aktif dan berada pada gigi satu (untuk jenis kendaraan dengan gearbox manual) atau parkir (untuk kendaraan jenis otomatis).

2. Periksa kedalaman alur tapak utama di beberapa tempat di sekitar dan di sekitar ban, menggunakan pengukur seperti yang diinstruksikan oleh produsen kendaraan (maksimum sisa alur yang direkomendasikan adalah 1.6 mm – harus menggunakan alat pengukuran).

3. Periksa indikator keausan tapak (tread wear indicator).

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY