Pelita.online – Ketua MPR Bambang Soesatyo meminta pemerintah memperhatikan dan mempertimbangkan kajian dari Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang belum merekomendasikan pembelajaran tatap muka di sekolah.
Kajian IDAI melihat situasi dan penyebaran Covid-19 di Indonesia meningkat. Pria yang akrab disapa Bamsoet itu mengatakan pemerintah sebaiknya menjadikan rekomendasi dan hasil kajian IDAI tersebut sebagai perhatian.
“Juga sebagai salah satu pertimbangan dalam mengambil keputusan, serta menjadikan peringatan supaya pemerintah lebih berhati-hati dalam memulai kembali pembelajaran tatap muka,” kata Bamsoet, Jumat (30/4/2021).
Sebab pastilah semua pihak tak ingin menimbulkan klaster baru Covid-19 yang berasal dari lingkungan pendidikan. Apalagi saat ini, perkembangan pandemi Covid-19 secara nasional kembali meningkat.
MPR mengusulkan agar pemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat menyiapkan suatu sistem keunggulan pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka dan secara virtual. Artinya, metode pembelajaran campuran (blended learning) seandainya sistem tatap muka tetap akan dilaksanakan.
“Dengan adanya metode tersebut anak dan orang tua mempunyai kebebasan memilih metode pembelajaran luar jaringan atau dalam jaringan atau daring,” imbuhnya.
Khusus pada pemerintah daerah, Bamsoet mengatakan MPR meminta agar terlebih dahulu mematangkan persiapan pelaksanaan pembelajaran tatap muka. Termasuk petunjuk Standar Operasional Prosedur (SOP) pada sekolah di masa pandemi.
Lalu secara teknis, pemerintah daerah harus memastikan seluruh persyaratan beserta dukungan sarana prasarana protokol kesehatan di lingkungan pendidikan dipenuhi.
“Dengan begitu, kegiatan belajar mengajar dapat dilaksanakan dengan aman dan terhindar dari paparan virus,” tegasnya.
Bahkan bukan hanya itu, MPR meminta pemerintah daerah menempatkan petugas untuk melakukan pengawasan secara ketat di tiap sekolah. Mereka lah yang akan menjadi sumber saat evaluasi secara berkala dilakukan.
Sumber: BeritaSatu.com
