Ngeri Pembantaian Warga Burkina Faso Bak ‘Film Horor di Desa Kami’

0

Pelita.online – Ini adalah cerita saat negara tidak mampu melindungi rakyatnya. Negara tak hadir saat penduduk desa benar-benar membutuhkan kehadirannya. Berita horor ini berasal dari Burkina Faso.

Dua tahun lalu, terjadi kudeta di Burkina Faso, negara tanpa laut di belahan barat Afrika. Sejak saat itu, naiklah Kapten Ibrahim Traore, pemuda usia 34 tahun, memimpin bangsanya.

Namun, situasi keamanan di Burkina Faso tidak menjadi baik sampai saat ini. Berita pembantaian muncul susul-menyusul. Terlebih lagi, 40 persen wilayah Burkina Faso berada di luar kendali pemerintah. Padahal, Ibrahim Traore sudah bersumpah untuk merebut kembali wilayah yang hilang.

Negara ini sedang berusaha memerangi pemberontakan yang menyebar dari Mali, negara tetangganya, sejak 2015. Presiden Ibrahim Traore membentuk kelompok keamanan yang juga terdiri dari relawan sipil, kelompok itu bernama Pertahanan Tanah Air (VDP), untuk menghadapi kelompok bersenjata. Situasi ini mengerikan.

Dilansir AFP, kekerasan meningkat tahun ini dengan puluhan orang meninggal hampir setiap minggu, telah menyebabkan lebih dari 10.000 kematian, menurut perkiraan LSM. Sekitar dua juta orang telah mengungsi.

17 Februari lalu, terjadi serangan dari ISIS yang menewaskan 51 orang. Tiga hari kemudian, 15 tentara di perbatasan Mali dibunuh oleh pemberontak. Terjadi pula serangan di perbatasan utara Oudalan yang merenggut 70-an nyawa orang di antara pasukan keamanan.

Relawan sipil dibunuh

Dilansir AFP, kelompok VDP bentukan pemerintah mendapat serangan dari kelompok teroris. Peristiwa itu terjadi pada pekan lalu di dekat Belga, sekitar 170 km dari ibu kota Ouagadougou, pada Kamis (23/2) waktu setempat.

Dilansir AFP, 12 relawan sipil yang bekerja sama dengan angkatan bersenjata negara Burkina Faso tewas dalam serangan di wilayah utara itu.

‘Horor di desa kami’

Penduduk desa di Burkina Faso timur menceritakan bagaimana serangan pemberontak terjadi bak “film horor” dan menuduh militer meninggalkan mereka.

Jumlah total korban tewas terakhir dari serangan yang terjadi pada hari Minggu (26/2) itu masih belum diketahui. Namun, penduduk setempat melaporkan beberapa orang tewas.

“Film horor diputar di desa kami, Partiaga,” kata sekelompok warga dalam pernyataan yang dibacakan kepada wartawan di ibu kota Ouagadougou, seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (28/2/2023).

Sebelumnya pada Minggu dini hari waktu setempat, orang-orang bersenjata menghancurkan gedung-gedung pemerintahan desa dan membakar gudang biji-bijian di desa Partiaga.

Dalam pernyataannya, warga setempat mengatakan bahwa meskipun ada permohonan dari penduduk setempat selama lebih dari dua minggu, tapi pasukan keamanan dan pertahanan meninggalkan daerah itu

Penduduk desa mengatakan hanya relawan sipil yang hadir untuk mencoba membela mereka.

“Itu adalah pembantaian,” kata seorang warga yang selamat kepada AFP melalui telepon.

“Desa itu benar-benar dijarah dan dibakar,” tuturnya.

“Para teroris mengepung tempat itu selama berhari-hari sebelum melancarkan serangan mereka,” tambahnya, menyebutkan “beberapa orang tewas”.

Sebuah sumber keamanan mengatakan orang-orang melarikan diri tetapi ada juga yang “meninggal”.

Kelompok penduduk setempat mendesak otoritas Burkina Faso untuk “mengambil tindakan keras dan melakukan operasi besar di wilayah timur” dan menetapkan jumlah pasti korban tewas dalam serangan itu.

Sumber : detik.com

LEAVE A REPLY