Pelajaran dari Piala Sudirman 2017: Over Pede Tak Sebercanda Itu

0
kevin Snajaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon di Piala Sudirman 2017./ Sumber foto: Humas PBSI

JAKARTA, Pelita.Online – Indonesia tersingkir dari Piala Sudirman. Kekalahan telak dari India yang menjadi sorotan.

Gold Coast menjadi saksi bisu hasil buruk timnas bulutangkis di Piala Sudirman. Untuk pertama kalinya Indonesia tersingkir di fase grup Piala Sudirman.

Indonesia tergabung dalam Grup D bersama India (unggulan kesembilan) dan Denmark (kedua) dalam ajang bulutangkis beregu campuran dua tahunan itu. Skuat Merah Putih diprediksi lolos, dengan skenario terburuk, sebagai runner-up: menang atas India dan dikalahkan Denmark.

Namun, Indonesia malah terpeleset dari India. Jonatan Christie dkk. kandas 1-4. Jalan ke babak kock out pun menjadi sulit karena harus menang minimal 4-1. Kemenangan 3-2 atas Denmark tak cukup untuk membuat Indonesia melaju lebih jauh.

Indonesia pun mencatatkan rekor terburuk dalam Piala Sudirman kali ini. Untuk pertama kalinya, Indonesia tersingkir di fase grup Piala Sudirman.

Netizen gaduh menyebut kekalahan dari India bukanlah yang wajar. Mereka menilai ofisial tim Indonesia sudah membuat kesalahan sejak menentukan line up lawan India.

Indonesia disebut terlalu berfokus terhadap Denmark dengan seolah-olah India bisa dikalahkan dengan mudah.

“Lawan siapapun jangan overconfidence. Bukan hanya lawan India, tapi lawan siapapun,” kata Christian Hadinata, mantan pemain nasional usai tersingkirnya Indonesia dari Piala Sudirman.

“Ofisial, baik manajer ataupun barisan pelatih, sepertinya sangat percaya diri dengan line up seperti ini yakin menang. Secara hitung-hitungan lawan India memang paling tidak dua ganda bisa mengambil. Kita memiliki empat kartu as di empat nomor. Kartu as India itu pasti satu tunggal putri.

“Tapi semua meselet. Setidak-tidaknya kalau kalah pun paling 2-3, bukan 1-4. Ini menjadi satu pengalaman, satu pelajaran buat PBSI,” tutur Christian.

Detiksport

LEAVE A REPLY