Pemegang Saham Tuntut Reformasi Tata Kelola Internal Google

0
Ilustrasi (Dok.googleplex)

Pelita.OnlineJakarta — Pemegang saham Alphabet menuntut para direksi karena tetap memberikan kewajiban bayaran pada eksekutif walau terjegal kasus pelecehan seksual.

Dilansir dari 9to5Android, pada Oktober lalu sebuah laporan investigasi merinci bagaimana Google melindungi eksekutif puncak seperti Andy Rubin setelah terkena tuduhan pelanggaran seksual.

Alih-alih dipecat secara eksplisit, ‘pemecatan’ malah berubah dengan memberikan kompensasi besar-besaran. Oktober lalu, The New York Times melaporkan penyelidikan internal Google menunjukkan Andy Rubin terbukti melakukan melakukan pelecehan seksual.

Meskipun CEO Alphabet memutuskan untuk memberhentikan pembuat Android tersebut, dewan direksi memberikan Rubin ‘uang keluar’ sebesar US$90 juta.

Gugaran saat ini dari pemegang saham menyebutkan Larry Page, Sergey Brin, Eric Schmidt dan anggota dewan Alphabet lainnya sebagai ‘terdakwa’. Pasalnya, aksi pemberian ‘uang perpisahan’ kepada Rubin dinilai penyalahgunaan kekuasaan dan menjadi ‘limbah perusahaan’.

Gugatan itu juga mengkritik cara Google atas kepergian Amit Singhal, pelaku tuduhan pelecehan seksual. Singhal pergi dari Google ‘dengan tenang’. Tindakan direksi yang dinilai salah ini memungkinkan aksi ilegal akan berkembang biak dan berlanjut.

Pasalnya, anggota Dewan Direksi Alphabet mengarah pada dukungan pelaku pelecehan dan diskriminasi seksual. Dewan tidak hanya melanggar hukum California dan federal, tetapi juga melanggar standar dan pedoman etika Alphabet.

Imbasnya dapat menyebabkan protes dan pemberontakkan karyawan yang besar terjadi ketika kebenaran terjadi. Dalam hal kerusakan, pemegang saham menuntut reformasi tata kelola perusahaan dan prosedur internal, serta penunjukan tiga direktur independen untuk dewan. Ia juga meminta diakhirinya Perjanjian Non-Disclosure dan menghapus arbitrase paksa.

Setelah Google Walkout yang menarik 20.000 karyawan, Sundar Pichai mengumumkan serangkaian perubahan di dalam perusahaan. Ini termasuk membuat arbitrase opsional untuk pelecehan seksual dan klaim penyerangan, laporan terperinci, lebih banyak pelatihan, dan proses penyelidikan yang diperbarui.

Cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY