Pemeriksa Perempuan di BPK Dituntut Tunjukkan Kinerja Terbaiknya

0

Pelita.online – Anggota IV Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Isma Yatun mendorong agar pemeriksa perempuan di BPK menunjukkan kinerja terbaiknya dalam menjalankan tugas.

Hal ini disampaikan Isma Yatun saat menghadiri webinar “Peran Sentral Perempuan di Lembaga Negara Utama”, yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Pelajar se-Dunia (PPI Dunia), pada Kamis (22/4/2021).

“Jumlah pegawai perempuan ini adalah jumlah yang sangat besar oleh karena itu saya selalu mendorong agar perempuan di BPK dapat terus menunjukan dan memperlihatkan kinerja terbaiknya, sehingga dapat berjalan bersama dengan para laki-laki untuk terus melaksanakan tugas pemeriksaan dengan sebaik-baiknya,” kata Isma Yatun, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulisnya.

Isma Yatun menjelaskan, data kepegawaian BPK menunjukkan jumlah pegawai pelaksana BPK aktif berjumlah 7.188 orang dan sebanyak 3.058 orang di antaranya atau 42,08% adalah pegawai perempuan.

Dari jumlah pegawai perempuan tersebut, jumlah pegawai perempuan yang menduduki jabatan struktural mulai dari eselon I dampai dengan eselon IV adalah 165 orang dari 616 posisi jabatan struktural yang ada di Kantor Pusat maupun di Kantor Perwakilan atau sebesar 26,79%.

Apabila melihat lebih lanjut dalam jabatan fungsional pemeriksa, mulai dari level pemeriksa pertama, pemeriksa muda, pemeriksa madya sampai dengan pemeriksa utama, maka jumlah pemeriksa perempuan di BPK sebanyak 1.594 orang atau sebesar 39,81%.

Isma Yatun juga menjelaskan, bahwa dari hasil penelitian terkait tingkat perbandingan profesionalisme dan audit judgment antara auditor perempuan dan auditor laki-laki menunjukan bahwa gender tidak berpengaruh terhadap profesionalisme dan audit judgement.

Sementara itu, lanjutnya, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kimberly Frank Charron dan David Lowe pada tahun 2008 terkait skeptisme profesional, skeptisme profesional auditor atau akuntan manajemen perempuan ternyata lebih tinggi dibandingkan auditor atau akuntan manajemen laki-laki.

“Dari beberapa penelitian tersebut menunjukan bahwa para perempuan memiliki kemampuan dan kesempatan yang sama dengan para laki-laki khususnya dalam bidang pemeriksaan. Hal tersebut menjadi modal awal bagi para perempuan untuk dapat terus bekerja dengan baik dan mengembangkan diri menunjukan kinerja terbaiknya,” jelas Isma Yatun.

“Walaupun para perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi dalam kemajuan bangsa dan negara, namun perempuan tidak boleh melupakan perannya dalam keluarga. Hal ini merupakan tantangan yang dihadapi oleh para perempuan bekerja,” imbuhnya.

Lebih lanjut, dirinya juga berpesan, jika seorang perempuan sudah berkeluarga dan memiliki anak, maka dibutuhkan kemampuan untuk membagi dan mengatur waktu, memainkan peran ganda yaitu menjadi ibu rumah tangga, istri dan ibu bagi anak-anaknya sekaligus menjadi wanita karir.

Seorang perempuan dituntut untuk memprioritaskan keluarga dan anak namun tanggung jawab pekerjaan dan karir juga tetap dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

“Untuk menjawab tantangan yang dihadapi oleh perempuan pekerja, maka para perempuan dituntut untuk dapat meningkatkan perannya dengan cara terus mengevaluasi diri, bertransformasi melakukan perubahan dan meningkatkan kapasitas diri,” tutup Isma Yatun.

Peserta webinar “Peran Sentral Perempuan di Lembaga Negara Utama”.

Sumber: BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY