Pilih PKB atau Gerindra, Masfuk di Antara Gus Ipul dan Khofifah

0
Masfuk bergandengan dengan Gus Ipul di acara silaturahim PAN-PKB./ Sumber foto: Rois Jajeli/detikcom

SURABAYA, Pelita.Online – Gerindra sempat mengajak PAN untuk menolak calon tunggal di Pilgub Jatim 2018. Setelah ajakan itu muncul wacana Gerindra mengajak PAN dan PKS berkoalisi mengusung Khofifah Indar Parawansa sebagai cagub Jatim.

Ketua DPW PAN Jatim Masfuk menilai saat ini situasi masih dinamis. Masfuk menyampaikan hal tersebut saat ‘markasnya’ dikunjungi DPW PKB beserta calon yang diusungnya yakni Saifullah Yusuf atau Gus Ipul.

“Ini kan masih dinamis. Ini kan silaturahmi. Silaturahmi itu kan baik. Soal nanti keputusannya apa, kan finalnya masih belum,” kata Masfuk usai menerima kunjungan dari pengurus harian DPW PKB di kantor DPW PAN Jatim, Jalan Darmo Kali, Surabaya, Rabu (14/6/2017) malam.

Masfuk yang pernah dua periode menjabat Bupati Lamongan itu menjawab dengan diplomatis tentang hubungan dengan Gerindra maupun PKB dalam menyongsong Pilgub Jatim 2018.

“Semua kita komunikasi. Kan semua (partai politik) sohib (sahabat),” tuturnya.

Di Pilgub Jatim, PAN siap mengusulkan kadernya, Masfuk, untuk menjadi Calon Wakil Gubernur Jatim. Dengan kedatangan PKB bersama Gus Ipul, apakah membuat bimbang partai berlambang matahari bersinar itu dalam memilih antara Gus Ipul (sekarang Wakil Gubernur Jatim) dan Khofifah Indar Parawansa (Menteri Sosial).

“Bukan (bimbang). Semua politik itu komunikasi. Silaturahmi ini kan menyamakan frekuensi,” ujarnya.

Ditanya kemungkinan adanya kesamaan frekuensi dalam pertemuan malam ini dengan Gus Ipul dan PKB, Masfuk berkilah, dan kembali menegaskan ‘hanya silaturahmi.

“Itu tadi silaturahim. Dan kita senang silaturahim semacam begini. Silaturahim semacam ini perlu dicontoh oleh provinsi lain,” tutur Masfuk.

Masfuk menambahkan, partai politik tentu diperlukan komunikasi dan harus tetap berjalan. Persoalan finalisasi mengusung atau mendukung calon gubernur dan calon wakil gubernur maupun pemilihan kepala daerah lainnya, diserahkan ke mekanisme partai.

“Seperti PAN, keputusannya ada di DPP. Kalau DPP sudah ada keputusannya, kita sami’na wa ato’na (mendengar dan mentaatinya),” tandasnya.

Detiknews

LEAVE A REPLY