Prakiraan Hujan Jakarta, Ada Peran Modifikasi Cuaca?

0

pelita.online – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan sebagian wilayah Jakarta akan diguyur hujan Senin sore (18/9). Namun, diduga hujan tersebut merupakan hasil modifikasi cuaca.
Dalam prakiraan cuaca BMKG pada Senin (18/9), sebagian besar wilayah Jakarta diperkirakan akan cerah berawan hingga malam hari. Namun, dua kawasan, yakni Jakarta Selatan dan Jakarta Timur diperkirakan akan mengalami hujan dengan intensitas ringan.

“Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dengan durasi singkat di sebagian wilayah Jaksel pada sore hari,” demikian bunyi peringatan dini BMKG.

Namun begitu, hujan yang bakal mengguyur sejumlah wilayah Jakarta itu diduga hasil dari teknologi modifikasi cuaca (TMC). Pasalnya, dalam tiga hari ke depan, mulai hari ini hingga Rabu (20/9) bakal ada jadwal modifikasi cuaca di sekitar Jabodetabek.

TMC dilakukan karena BMKG melihat potensi pertumbuhan awan hujan yang signifikan di Jabodetabek.

“Hari ini 18 sampai dengan 20 [September] sedang kita TMC, karena ada potensi pertumbuhan awan hujan yang cukup di Jabodetabek,” ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto saat dikonfirmasi, Senin (18/9).

Merujuk data BMKG, sebagian besar wilayah Jabodetabek hingga Banten diperkirakan memiliki potensi pertumbuhan awan hujan dengan dengan intensitas sedang atau sekitar 50-70 persen pada Selasa (18/9).

Kemudian, pada Selasa (19/9) dan Rabu (20/9), beberapa wilayah seperti Bogor bahkan memiliki potensi pertumbuhan awan hujan dengan intensitas yang cukup tinggi atau di atas 70 persen.

BMKG telah melakukan TMC di wilayah Jabodetabek sejak pertengahan Agustus lalu. Pelaksanaan TMC karena kondisi yang kering sejak beberapa pekan ke belakang, sehingga ketika melihat adanya potensi pertumbuhan awan hujan, BMKG lantas berupaya memicu turunnya hujan.

Hujan 17 September hasil TMC
Hujan sebelumnya sempat mengguyur sejumlah wilayah di Jabodetabek pada Minggu (17/9). Menurut Guswanto ada peran modifikasi cuaca dalam hujan tersebut.

Ia mengatakan dalam dua hari terakhir tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah melakukan semai awan menggunakan larutan CaCI2. Mulanya pada Sabtu (16/9) dilakukan di Kota Depok dan Tangerang Selatan sebanyak 1.500 liter.

Kemudian, pada Minggu (17/9) dilakukan semai awan di Bogor, Depok, Tangerang Selatan dengan total larutan CaCI2 sebanyak 1.500 liter.

“Info hujan BMKG pagi ini mencatat Ciganjur 2.4mm, katulampa 4.6mm, Bendung Ciawi 5.4mm, Lebak 4.4mm,” jelas dia.

Pada Minggu (17/9), sebagian wilayah di Jakarta Selatan terpantau sempat mengalami hujan pada siang hari. Lokasi yang sebelumnya diprediksi turun hujan selain di Kalibata yaitu di Pasar Minggu, Cilandak, Jagakarsa, Mampang Prapatan, Kebayoran Lama, Kebayoran Baru, Pancoran, dan Pesanggrahan, serta di wilayah Jakarta Timur yakni Kramat Jati dan Pasar Rebo.

Kronologi datangnya hujan
Sebagian besar wilayah tanah air masih berada dalam musim kemarau. Awal musim hujan sendiri diperkirakan akan jatuh pada November.

Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, angin timuran yang berasal dari Australia masih bakal aktif hingga November 2023, terutama di Indonesia bagian selatan, wilayah yang paling dekat dengan Benua Australia.

“Angin baratan (penanda awal mula musim hujan) yang berasal dari Benua Asia diprediksi akan datang lebih lambat dari normalnya,” ungkapnya dalam konferensi pers daring, Jumat (8/9).

“Jadi awal musim hujan secara umum diprediksi akan terjadi pada bulan November 2023, namun, karena tingginya keragaman iklim di Indonesia, menyebabkan awal musim hujan tidak terjadi secara serentak di seluruh wilayah,” tutur dia.

Meski demikian, ada beberapa wilayah yang saat ini sudah memasuki musim hujan terlebih dulu, yakni wilayah yang lebih dekat dengan Benua Asia seperti sebagian besar Aceh, sebagian besar Sumatra Utara, sebagian Riau, Sumatra Barat bagian tengah, dan sebagian kecil Kepulauan Riau.

sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY