Puluhan Praktisi Teknologi Berbagi Pengetahuan di WebFest Asia 2020

0

Pelita.online – Puluhan ahli dan praktisi yang bergerak di bidang teknologi informasi berbagi pengetahuan tentang pengembangan web di WebFest Asia 2020. Acara ini digelar oleh perusahaan penyedia layanan hosting Exabytes dan berlangsung selama 27-28 Oktober 2020.

Salah satu pembicara yang hadir adalah Serm Teck Choon selaku Co-Founder dan CEO Antsomi yang membahas bagaimana mengembangkan customer journey berdasarkan data. Customer journey di sini mengacu pada perjalanan konsumen saat menjelajahi dan berinteraksi dengan website atau aplikasi mobile perusahaan.

“Permintaan konsumen yang beragam dan preferensi yang terus berubah mengharuskan perusahaan untuk membangun customer journey ini guna meningkatkan pengalaman pelanggan. Data ini harus ditangkap di berbagai perangkat dan channel secara real-time,” kata Serm Teck Choon, Selasa (27/10/2020).

Menurut Serm, pengembangan perjalanan konsumen berbasis data ini bisa membantu meningkatkan loyalitas pelanggan serta membedakan perusahaan dengan perusahaan kompetitor. Pelanggan yang kembali berbelanja (returning customer) juga cenderung berbelanja 67% lebih banyak dari pelanggan baru.

Narasumber lainnya adalah Riza Fahmi selaku Chief Evangelist dan Co-Founder di Hacktiv8 Indonesia yang membahas pengembangan aplikasi berbasis web dan progressive web app (PWA).

Riza menilai aplikasi web lebih sederhana daripada aplikasi native (aplikasi Android/iOS).

Dari segi pelanggan marketplace, misalnya, seseorang bisa langsung melakukan transaksi di aplikasi berbasis web tanpa harus mengunduh aplikasi di Play Store atau App Store.

“Pengguna tidak perlu mengecek apakah aplikasi yang digunakan kompatibel dengan ponselnya. Jika sudah kompatibel, mereka juga harus mengecek apakah penyimpanannya cukup. Sementara di web, mereka bisa langsung mengecek detail page produk dan check out transaksi,” jelas Riza.

Mengembangkan aplikasi web juga cenderung lebih sederhana dibandingkan dengan aplikasi native.

“Ketika kita terpikirkan sebuah produk atau aplikasi, cara yang paling sederhana untuk mewujudkannya adalah dengan aplikasi web. Kita tinggal membuka text editor yang sederhana, lakukan coding dan file-nya kita cemplungkan ke hosting. Kemudian kita sambungkan dengan domain dan lain sebagainya. Akhirnya, aplikasi kita bisa dinikmati dengan user dengan cepat,” kata Riza.

Sementara itu, lanjut Riza, proses pengembangan aplikasi Android atau iOS membutuhkan berbagai software berukuran besar.

“Ketika sudah selesai, aplikasi tersebut juga harus diunduh di App Store atau Play Store. Proses persetujuan dari pihak Apple atau Google pun membutuhkan waktu satu hari hingga satu minggu. Jadi, prosesnya lebih panjang dibandingkan dengan teknologi web,” pungkasnya.

Sumber:BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY