Putin Buka-bukaan Kapan Perang dengan Ukraina Berakhir

0

pelita.online – Presiden Rusia Vladimir Putin buka suara mengenai prediksinya soal akhir dari perang antara negaranya dengan Ukraina. Hal ini disebutkannya dalam sesi di Forum Ekonomi Timur yang diselenggarakan di Vladivostok, Selasa (12/9/2023).

Dalam pernyataannya, Putin mengatakan serangan balasan Ukraina terhadap pasukan Rusia sejauh ini gagal dan tentara Ukraina menderita kerugian besar sebanyak 71.000 orang dalam serangan tersebut.

“Hanya ketika Ukraina sudah kehabisan tenaga, peralatan dan amunisi barulah mereka bisa membicarakan perdamaian,” katanya saat menjawab pertanyaan dari presenter televisi Rusia yang bertindak sebagai moderator seperti dikutip Reuters.

Namun dia mengatakan Kyiv akan menggunakan apapun untuk mengisi kembali sumber daya mereka dan memulihkan kemampuan tempur angkatan bersenjata mereka.

Putin mengatakan banyak calon mediator yang bertanya kepadanya apakah Rusia siap menghentikan pertempuran. Namun ia tetap mengatakan bahwa Rusia hampir tidak bisa melakukannya ketika menghadapi serangan balasan Ukraina.

“Agar ada peluang perundingan, Ukraina pertama-tama harus membatalkan larangan hukum yang diberlakukan sendiri terhadap perundingan perdamaian dan menjelaskan apa yang diinginkannya,” jelas presiden yang juga mantan anggota KGB itu.

Rusia menguasai sekitar 18% wilayah Ukraina, termasuk Krimea yang dianeksasi pada tahun 2014. Moskow kemudian mengambil beberapa wilayah Timur dan Selatan negara itu setelah menyerang Ukraina pada 24 Februari tahun lalu dalam apa yang disebutnya operasi militer khusus.

Perang ini telah menimbulkan kehancuran di kota-kota dan pedesaan. Perang juga telah menewaskan atau melukai ratusan ribu pejuang dan warga sipil.

Selama beberapa bulan, Ukraina telah berjuang untuk mendapatkan kembali sebagian wilayah yang hilang dan telah merebut kembali beberapa desa, namun belum membuat terobosan signifikan terhadap garis pertahanan Rusia yang dijaga ketat dan dipenuhi ranjau darat.

Ukraina mengatakan mereka tidak akan berhenti sampai setiap tentara Rusia diusir dari wilayahnya. Negara-negara Barat yang dipatroni Amerika Serikat (AS) mengatakan mereka ingin membantu Ukraina mengalahkan Rusia, sebuah tujuan yang menurut para pejabat Kremlin hanyalah sebuah angan-angan yang tidak realistis.

Putin sendiri menambahkan bahwa ia tidak melihat pemilu AS tahun depan sebagai bentuk sentimen eskalasi, meski Washington kemungkinan mendapatkan pemimpin baru. Baginya, AS memandang Rusia sebagai musuh yang nyata.

“Tidak akan ada perubahan mendasar dalam arah kebijakan luar negeri Rusia, tidak peduli siapa presiden terpilih.”

Rusia menyerang Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu. Putin beralasan bahwa serangan didasarkan pada niatan Kyiv untuk bergabung dengan aliansi militer Barat pimpinan AS, NATO, yang notabenenya merupakan rival dari Moskow.

Selain itu, Putin berniat untuk mengambil wilayah Donetsk dan Luhansk yang sebelumnya dikendalikan Ukraina. Ini untuk membebaskan masyarakat etnis Rusia yang disebutnya mengalami persekusi dari kelompok ultra nasionalis Ukraina.

sumber : cnbcindonesia.com

LEAVE A REPLY