Terinspirasi Gucci, Menteri Teten Ingin Produk Fesyen Berbasis Kulit Domba Mendunia

0

Pelita.online – Selain Rumah Produksi Bersama, MenKopUKM juga menilai perlu membangun dan meningkatkan kualitas SDM di dalamnya. Oleh karena itu, pihaknya akan bekerja sama dengan pihak lain, terutama dengan para desainer produk-produk kulit, agar SDM di sini semakin berkembang.

Keyakinan Menteri Teten akan pengembangan produk kulit asli Garut bukan tanpa alasan. MenKopUKM membandingkan dengan brand ternama asal Italia, Gucci, yang sama-sama sudah berumur 100 tahun. Bahkan, keduanya kala itu sama-sama diawali dengan memproduksi sadel kuda.

“Zaman kolonial, perajin kulit Garut juga sudah membuat sadel kuda. Namun, produk Italia mampu berkembang pesat hingga menjadi brand ternama dan mendunia. Sementara Garut baru sebatas produk jaket kulit. Itu pun masih harus dibenahi,” kata Menteri Teten.

Menteri Teten pun berharap Garut mengembangkan lebih banyak lagi event-event besar untuk mempromosikan potensi unggulan daerahnya. Ia membandingkan dengan Banyuwangi yang memiliki 160 event dalam setahun sehingga menjadikannya sebagai destinasi terbesar kedua setelah Bali yang dikunjungi wisatawan.

“Harus direncanakan dengan matang agar ada event yang masuk kalender nasional, bahkan dunia. Lihat saja di Jember, mereka punya Jember Fashion Carnaval yang telah menjadi event kalender dunia,” ujarnya.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki, mengatakan akan memperkuat hilirisasi produk fesyen berbasis kulit domba asal Garut dengan membangun Factory Sharing atau Rumah Produksi Bersama di Kabupaten Garut, Jawa Barat.

“Saya bersama desainer Poppy Dharsono dan Bupati Garut akan mengembangkan hilirisasi produk kulit asli Garut, agar kualitas produknya jauh lebih baik,” kata MenKopUKM Teten Masduki pada acara Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Garut Wisata Explore, dalam rangka HUT Garut ke-210, di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Minggu (7/5/2023).

Potensi Wisata

Terlebih Kabupaten Garut memiliki beberapa potensi wisata dan produk unggulan yang terkenal, seperti wisata alam, komoditas jeruk Garut, dodol Garut, Batik Tulis Garutan, fesyen dan kerajinan kulit Garut, hingga minyak akar wangi. Selain itu, Kabupaten Garut juga memiliki keunggulan di sektor peternakan, yaitu domba Garut.

Menurutnya, dengan mengembangkan pariwisata Kabupaten Garut, secara otomatis bakal berdampak pada peningkatan usaha para pelaku UMKM yang ada di wilayah itu. “Para pelaku UMKM bisa mengembangkan kualitas oleh-oleh khas asal Garut, khususnya dodol dan produk kulit,“ ujar Menteri Teten.

Contohnya Jepang, kata Menteri Teten, yang mampu mengemas oleh-oleh dari negara itu dengan konsep gift atau kado.

“Mereka tidak sekadar menjual makanan dan kerajinan saja. Lebih dari itu, produk mereka memiliki kemasan yang bagus dan unik. Kita harus mengarahkan Garut seperti itu, karena dari situlah kekuatan UMKM bisa dioptimalkan,” kata Menteri Teten.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Bupati Garut Helmi Budiman meyakini tahun ini Factory Sharing produk kulit akan segera berdiri. Tujuannya, untuk meningkatkan kualitas produk UMKM asal Garut, khususnya produk kulit.

“Event ini juga sebagai implementasi dari amanat Presiden Jokowi untuk menumbuhkan perekonomian daerah, khususnya di sektor pariwisata dan UMKM,” pungkas Helmi.

Menteri Teten: Domba Tangkas Garut Bisa Tarik Kunjungan Turis Asing

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki memandang domba adu atau domba tangkas khas Garut bisa menjadi kekuatan ekonomi Jawa Barat. Utamanya di sektor pariwisata, peternakan, hingga UMKM.

“Kebudayaan dan perekonomian pada hakikatnya memiliki kedudukan yang setara, serta saling menopang satu sama lain,” ujar Menteri Teten, mengutip keterangan resmi, Senin (17/10/2022).

Menteri Teten mengatakan perpaduan kekuatan budaya Domba Tangkas Garut memiliki potensi besar untuk mendorong perekonomian, baik sektor pariwisata, peternakan Domba, hingga UMKM. Disebutkan, dalam Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK), budaya dan ekonomi menjadi salah satu dimensi, yakni dimensi ekonomi budaya dengan indikator penduduk yang memiliki sumber penghasilan sebagai pelaku atau pendukung pertunjukan seni.

Bagi Menteri Teten yang juga sebagai Ketua Dewan Pembina Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI), event ini adalah salah satu cara untuk melestarikan budaya. Sekaligus sebagai daya tarik untuk meningkatkan industri pariwisata yang memiliki multiplier effect sampai kepada pelaku UMKM dan koperasi.

“Saya berharap event ini dapat masuk ke dalam salah satu event nasional di sektor pariwisata. Sehingga, dapat meningkatkan kunjungan pariwisata baik untuk wisatawan mancanagara maupun wisatawan nusantara,” kata dia.

Daya Tarik Hiburan

Menurut Menteri Teten, kompetisi ini bukan untuk mencari siapa yang juara dan siapa yang kalah. Karena, setiap ternak domba punya kekhasan masing-masing. Tapi, lebih kepada sebagai daya tarik hiburan (attraction) bagi para penonton dan para turis. “Kami rencanakan pada Desember 2022 akan digelar Piala Presiden,” ucap Menteri Teten.

Pada kesempatan itu hadir Bupati Garut Rudi Gunawan dan Ketua Umum Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) Yudi Guntara Noor.

Sementara itu, Bupati Garut Rudi Gunawan mengungkapkan bahwa ajang seperti ini diharapkan bisa kembali menggairahkan harga domba, khususnya domba Garut. Selain itu, juga bisa meningkatkan pasar bagi produk UKM asal Garut.

“Oleh karena itu, kami akan jadikan ajang Seni Ketangkasan Domba Garut sebagai agenda rutin tahunan. Tahun depan, pada Februari 2023, akan kembali kita gelar dalam rangka HUT Garut ke-220,” kata Rudi.

Sumber : liputan6.com

LEAVE A REPLY