Terkontaminasi OPTK, 108 Ton Jahe Impor Dimusnahkan di Karawang

0

Pelita.online – Badan Karantina Pertanian (Barantan) musnahkan 108 ton jahe yang diimpor dari Vietnam, dan Myanmar. Pemusnahan dilakukan karena jahe busuk.

Kepala Barantan, Ali Jamil mengatakan dari hasil laporan Balai Besar Karantina Tanjung Priok, ada 108 ton jahe yang diimpor dari dua negara, dan segera dimusnahkan karena terkontaminasi Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK), dan busuk, serta ada terdapat tanah di jahenya.

“Jadi ada 4 kontainer berisi total 108 ton jahe impor, terdiri dari 54 ton dari Vietnam, dan 54 ton dari Myanmar, semua dimusnahkan, karena terkontaminasi OPTK, dan busuk, juga terdapat tanah di jahe impornya,” ujarnya saat diwawancarai usai pemusnahan, di PT Triguna Pratama Abadi, Karawang, Senin (22/3/2021).

Dikatakannya, pemusnahan ini dibiayai seluruhnya oleh pemilik barang.

“Jadi untuk biaya pemusnahannya, dibiayai oleh perusahaan eksportir,” katanya.

Selain itu, untuk proses pemusnahannya dilakukan di perusahaan yang memiliki alat pembakaran.

“Karena Barantan belum memiliki alat pemusnahan, atau insinerator jadi kami adakan pemusnahannya di PT Triguna Pratama Abadi,” ungkapnya.

Untuk proses pemusnahannya, dengan cara dibakar, dan disemprot pestisida.

“Jadi nanti dibakar di mesin insinerator, dan disemprot pestisida,” terangnya.

Sementara itu, bagi perusahaan yang sudah menyalahi aturan telah mendapatkan teguran tertulis.

“Jadi kami sudah menyurati ke negara asalnya, betul-betul memihak kekarantinaannya agar tidak menerbitkan, tidak mengeluarkan sertifikat kesehatan, karena ini sudah mengandung OPTK,” tegasnya.

Bukan hanya OPTK, jahe tersebut diimpor beserta tanah yang masih melekat, yang berdampak berbahaya bagi tumbuhan pertanian tersebut.

“Jadi ada tanahnya juga, ini sangat berbahaya, karena tanah ini membawa banyak material berbahaya, bahkan kami menemukan beberapan serangga OPTK yang berkembang di dalam kontainer yang berisikan jahenya,” tandasnya.

Dalam giat pemusnahan tersebut turut hadir Wakil Ketua Komisi 4 DPR- RIDediMulyadi, dan pihakKementrian Pertanian.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY