Tiga Penyebab Retaknya Hubungan AS-Turki

0

Jakarta, Pelita.Online – Hubungan diplomatik Turki dengan Amerika Serikat (AS) kembali memanas setelah kedua negara memutuskan untuk menangguhkan layanan visa non-imigran. Bila dirunut dari peristiwa terbaru, setidaknya terdapat tiga hal yang menyebabkan retaknya hubungan Ankara dengan Washington.

1. Penangguhan Layanan Visa
Penasihat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Burhan Kuzu mengatakan langkah AS untuk menangguhkan layanan visa non-imigran bagi warga Turki setidaknya dipicu dua hal, yakni kebijakan Ankara di Suriah dan penangkapan seorang staf konsulatnya di Istanbul pekan lalu. Staf konsulat AS yang dibekuk otoritas keamanan Turki itu diketahui bernama Metin Topuz.
Kuzu mengatakan Topuz ditangkap karena diyakini memiliki hubungan dengan Fethullah Gulen, tokoh yang disebut oleh Turki sebagai otak di balik aksi percobaan kudeta tahun lalu.
Menurutnya, keputusan AS menangguhkan layanan visanya karena merasa terganggu atas penangkapan Topuz. Sebab Topuz disebut memiliki informasi tentang keterlibatan AS dalam usaha percobaan kudeta yang gagal tahun lalu.
“AS merasa terganggu dengan perkembangan ini karena peran Wasgington dalam usaha kudeta dapat terungkap melalui individu (Topuz) ini. Langkah (penangguhan) visa datang untuk menekan Turki guna menyerahkan orang ini,” ungkap Kuzu seperti dilaporkan laman Aljazirah, Selasa (10/10).
Namun AS belum menanggapi klaim dari Kuzu tersebut. Sejak peristiwa percobaan kudeta tahun lalu, Pemerintah Turki memang telah melakukan penangkapan dan pemecatan besar-besaran terhadap orang serta pegawai pemerintahan yang diduga pendukung atau simpatisan Fethullah Gulen.
Erdogan sendiri telah berulang kali meminta Washington untuk mengekstradisi Gulen pascaperistiwa percobaan kudeta tersebut. Namun AS selalu menolaknya. Saat ini Gulen diketahui berada di Pensylvania, AS.
2. Permintaan Presiden AS Donald Trump
Pascaperistiwa percobaan kudeta tahun lalu, Pemerintah Turki menangkap ribuan orang yang diyakini menjadi simpatisan Fethullan Gulen. Beberapa warga AS termasuk di antara ribuan orang yang ditangkap tersebut, salah satunya adalah pastor Amerika Andrew Brunson.
Trump, bersama sebuah surat yang ditandatangani 78 anggota Kongres AS, meminta agar Turki membebaskan Brunson. Namun Erdogan menolak permohonan tersebut. Erdogan mengatakan bahwa Ankara akan membebaskan Brunson setelah AS bersedia mengekstradisi Gulen ke Turki.
3. Dukungan AS untuk Kelompok Kurdi
Selain terkait kudeta, memanasnya hubungan antara Ankara dan Washington juga disebabkan karena perang Suriah. Turki telah lama memprotes dukungan militer AS terhadap anggota Unit Perlindungan Rakyat (YPG) Kurdi di Suriah.
Turki telah menganggap YPG sebagai afiliasi dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang atau telah dicap sebagai organisasi teroris. Sebab kedua kelompok tersebut diklaim telah melakukan pemberontakan dan perlawanan bersenjata selama tiga dekade terakhir di Turki tenggara.
Menurut penasihat Presiden Erdogan, Burhan Kuzu, AS tampaknya memang memiliki masalah terhadap Turki karena menjalin kerja sama dengan Iran dan Rusia di Suriah. Oleh sebab itu AS menyokong gerakan militer YPG dan PKK.
“Washington, yang konon adalah sekutu kami, bertujuan untuk menciptakan koridor Kurdi di timur Turki dengan mendukung YPG dan PKK,” ujar Kuzu.
Situasi ini kian keruh ketika AS mendukung referendum kemerdekaan yang digelar Pemerintah Daerah Kurdistan di Irak. Ankara secara tegas telah menyatakan menolak dan menentang referendum tersebut. Menurut mereka, referendum Pemerintah Kurdistan di Irak berpotensi memunculkan gerakan separatis Kurdi lainnya, termasuk di Turki.

LEAVE A REPLY