Waduk Pluit Alami Pendangkalan, Pemprov DKI Lakukan Pemeliharaan Sedimen

0

Pelita.online – Sepertiga luas Waduk Pluit, Jakarta Utara, mengalami pendangkalan. Guna mengatasi persoalan tersebut, Pemprov DKI Jakarta melakukan pemeliharaan sedimen.

Hal ini dijelaskan oleh Asisten Sekretaris Daerah Bidang Pembangunan dan Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Yusmada Faizal menerangkan, kondisi cuaca di DKI Jakarta beberapa hari belakangan yang diguyur hujan gerimis dan cuaca mendung, membuat Waduk Pluit harus segera dikosongkan sampai dengan air dalam kondisi Low Water Level. Dengan melakukan pengerukan hingga tingkat Low Water Level ini diharapkan Waduk Pluit dalam kondisi siap untuk menampung air ketika hujan datang maupun kiriman aliran sungai dari hulu.

“Yang kelihatan sedimennya itu sekitar sepertiga waduk. Yang lainnya sudah dikerjakan, sudah tebal airnya (dibandingkan sedimen),” ujar Yusmada dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (10/6/2019).

Selain melakukan pengerukan, Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta telah melakukan proses pengepokan terhadap lapisan sedimen yang dilaksanakan sejak akhir April lalu. Pengerjaan ditargetkan dapat rampung dalam empat bulan ke depan.

“Kami sudah kerjakan (pengepokan) mulai akhir April. Oktober ditargetkan sudah selesai. Sedimen pun (terlihat hanya) di muaranya, dekat pompa ke arah laut,” kata Yusmada.

Dinas SDA juga telah mengerahkan 6 unit eskavator amfibi dan rencananya akan ditambah jumlahnya menjadi 13 unit untuk memaksimalkan pengepokan sedimen di kawasan Waduk Pluit. Adapun metode pengepokan dilakukan dengan cara mengeruk secara estafet menuju pinggir waduk untuk selanjutnya diangkat maupun dibentuk menjadi tanggul.

Namun, proses pemeliharaan Waduk Pluit melalui pengepokan sempat mengalami kendala karena masa libur lebaran dan musim kemarau. Dengan wilayah waduk yang cukup luas, alat-alat yang digunakan untuk mengangkut hasil pengerukan tidak bisa langsung dibawa ke pinggir waduk.

Upaya pengepokan Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta di Waduk Pluit terus dilakukan agar dapat menampung air hingga berada pada ketinggian maksimal 3 meter (Top Water Level). Di sisi lain, 10 pompa air yang terdapat di Waduk Pluit terus bekerja untuk mengalirkan air waduk ke laut dan menjaga permukaan air waduk di bawah 1,9 meter dari ketinggian normal, sehingga tinggi muka air dikondisikan dalam kondisi surut sebagai upaya persiapan musim hujan.

Adapun permukaan sedimen yang terlihat saat ini adalah sedimen saat kondisi Low Water Level. Jarak tinggi muka air saat ini sampai dengan batas atas tanggul (Top Water Level) dijaga sekitar 4,9 meter, sehingga kapasitas waduk cukup besar untuk menampung tambahan air setelah hujan maupun luapan sungai dari hulu.

Perlu diketahui pula, Waduk Pluit merupakan waduk pengendali banjir utama untuk mengatasi banjir di DKI Jakarta, seluas 80 hektar, dengan dam catchment area 2.400 hektare.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY