Wagub Revisi Jumlah Korban Banjir Bandang NTT, 178 Meninggal dan 47 Hilang

0
Warga mengevakuasi korban akibat banjir bandang di Adonara Timur, Flores Timur, NTT, Senin (5/4/2021). Berdasarkan data BNPB hingga senin siang, korban meninggal dunia akibat banjir bandang di Flores Timur mencapai 68 jiwa. ANTARA FOTO/Pion Ratuloli/wpa/wsj.

Pelita.online –  Wakil Gubernur (Wagub) Nusa Tenggara Timur (NTT) Josef Nae Soi kembali memperbarui sekaligus merevisi data jumlah korban meninggal dunia dan warga yang masih hilang akibat bencana banjir bandang di Nusa Tenggara Timur (NTT) per Selasa (13/4/2021).

Dikatakan, berdasarkan hasil penelusuran di lapangan dan setelah diklarifikasi ulang, tercatat korban meninggal 178 orang dan korban hilang 47 orang. Diakui Sebelumnya kemarin, ia menyebut yang meninggal berjumlah 179 orang dan yang hilang 45 orang.

“Kami mohon maaf ada kesalahan data yakni, ada yang double. Kami juga berdasarkan laporan daerah. Data yang benar adalah per hari ini. Jadi korban bencana per hari ini yang meninggal 179 orang dan yang hilang bertambah menjadi 47 orang,” kata Josef saat konferensi pers terkait penanganan bencana di wilayah NTT yang dilakukan secara virtual pada Selasa (13/4/2021).

Adapun 179 meninggal ini tersebar di Kota Kupang 6 orang, Flores Timur 72 orang, Malaka 8 orang, Lembata 46 orang, Ende 1 orang, Sabu Raijua 3 orang, Alor 28 orang, Kupang 12 orang, Sikka 1 orang dan Roteo Ndao 1 orang.

Sedangkan yang 45 orang hilang tersebar di Flores Timur 2 orang, Lembata 22 orang, Sabu Raijua 7 orang, Alor 13 orang, dan Kupang 3 orang. Sementara untuk pencarian orang yang hilang dilakukan dengan berbagai cara.

Selain itu, saat ini jumlah orang yang mengalami luka-luka sebanyak 259 orang, baik luka berat, ada yang luka dirawat di rumah sakit, dan ada yang dirawat di rumah. Sementara itu, jumlah pengungsi yang terdampak sebanyak 34.838 jiwa namun kini menjadi 7.895 jiwa.

“Jumlah pengungsi rata-rata sudah banyak yang sudah dipulangkan ke rumah keluarga baik yang rumahnya terdampak sampai tidak ada rumah. Mereka tinggal di rumah keluarga atas biaya dari pemerintah,” ucap Josef Nae.

Sementara itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) telah membangun kembali jembatan yang rusak. Fasilitas itu memudahkan mobilisasi kendaraan untuk menyalurkan bantuan.

“Lalu dari PLN rata-rata sudah 60 hingga 70 persen listrik sudah menyala dan akan berusaha terus hingga 100 persen,” papar Josef.

Ia berharap masa tanggap darurat NTT segera berakhir. Dia juga berterima kasih kepada masyarakat Indonesia yang bahu-membahu.

Ia juga menegaskan untuk masa tanggap darurat bencana NTT adalah 5 April hingga 6 Mei. Tetapi pihaknya akan berusaha supaya bisa mempercepat masa tersebut.

“Idealnya memang sebulan. Tapi kalau bisa lebih cepat akan lebih baik dan kami bisa langsung masuk ke masa rehabilitasi dan rekonstruksi,” tutup dia.

Sumber: BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY