Yang Baru di Jakarta, Senen yang Modern dan Cantik

0
Foto aerial suasana Simpang Lima Pasar Senen, Jakarta Pusat, Kamis (17/12/2020). Penataan Simpang Senen mengikuti empat skala prioritas pembangunan transportasi berbasis jalan raya di Jakarta: pejalan kaki yang utama, lalu pesepeda/ kendaraan bebas emisi dan angkutan umum, terakhir kendaraan pribadi. Selanjutnya, penataan jalur pedestrian, penataan jalur sepeda, dan jalur busway. Halte TransJakarta Senen kini lebih lebar dan modern, JPO Pasar Senen bercorak tuts piano, JPO Atrium Senen bercorak Betawi, keduanya dilengkapi elevator. SP/Joanito De Saojoao.

Pelita.online – Kawasan Simpang Senen Jakarta Pusat kini tampil dengan wajah yang modern dan cantik pascadirevitalisasi oleh Pemprov DKI Jakarta. Dulu, kawasan Simpang Senen ini tidak tertata rapi dan menjadi salah satu pusat kemacetan di Ibu Kota. Namun, sekarang sudah berubah total.

Salah satu yang membuat wajah kawasan Simpang Senen menarik adalah underpass Senen extension (ekstensi lintas bawah Senen) yang berada di Simpang Senen menuju ke Jalan Senen Raya, Jakarta Pusat. Dengan adanya underpass ini, pengendara dari Jalan Letjen Suprapto (arah Galur, Cempaka Putih) bisa langsung menuju jalan Senen Raya, tanpa harus melalui lampu lalu lintas lagi di persimpangan Senen.

Sebelumnya, memang ada underpass dari arah Galur, tetapi hanya sampai di lampu lalu lintas persimpangan Senen sehingga pengendara dari arah Galur menuju Jalan Senen Raya kadang terhenti di situ ketika lampu merah, dan tidak jarang mengakibatkan kemacetan di kawasan tersebut.

Dinding underpass yang baru maupun yang lama sekarang juga kelihatan indah karena dihiasi dengan motif sopi-sopi dan gigi balang. Dinding underpass sebelumnya hanya tembok beton, dan sekarang dindingnya kelihatan hidup dengan hiasan-hiasan dan tata cahaya yang menarik.

Underpass ini dilengkapi dengan dua jembatan penyeberangan orang (JPO), yakni JPO Pasar Senen dan JPO Atrium Senen. Kedua JPO ini memudahkan para pengguna bus Transjakarta berpindah-pindah antarkoridor.

Kedua JPO ini kelihatan indah karena dihiasi juga dengan ornamen-ornamen bahkan didesain dengan mengakomodasi kearifan lokal etnik Betawi, yakni gigi balang yang menghiasi JPO Atrium Senen. Sementara, JPO Pasar Senen bercorak tuts piono dengan atap yang bergelombang. Selain itu, JPO juga sudah dilengkapi dengan lift di kanan dan kiri JPO untuk menfasilitasi kaum difabel, orang tua dan ibu hamil.

Penataan kawasan Simpang Senen ini juga diikuti dengan penataan halte bus Transjakarta dan pedestrian atau jalur pejalan kaki sehingga tampak terintegrasi satu sama lain mulai dari underpass, JPO, halte Transjakarta, dan pedestrian.

Dermaga
Sebelumnya, halte Transjakarta di kawasan Simpang Senen hanya memiliki enam dermaga dan sekarang sudah memiliki 12 dermaga sehingga memudahkan dan mempercepat penumpang naik turun bus Transjakarta. Selain itu, luas halte juga sudah tiga kali lipat dari luas sebelum direnovasi.

Halte yang baru juga dibuat nyaman dan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas seperti musala, toilet ramah disabilitas, lift khusus penumpang Transjakarta, ruang ramah perempuan dan anak atau ruang serbaguna. Jika kita berjalan dari JPO Pasar Senen, kita bisa transit ke halte Senan atau ke halte Senen Sentral. Hal yang baru juga sudah dilengkapi dengan metode pembayaran elektronik dan fitur QR code dengan menggunakan ponsel pelanggan.

Keindahan kawasan Simpang Senen semakin bertambah dengan adanya pelebaran pedestrian atau jalur pejalan kaki. Hal itu tampak dari perbaikan dan pelebaran jalur pejalan kaki di koridor Kramat Raya-Senen Raya sepanjang 2.640 meter. Selain itu, terdapat juga jalur sepeda bagi para pecinta gowes. Terdapat juga fasilitas pembantu bagi kaum difabel seperti ubin pemandu tuna netra, signage, bollard dan spot untuk duduk.

Menjadi Tantangan
Kepala Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta Hari Nugroho mengatakan, tantangan terberat dalam pembangunan kawasan Simpang Senen adalah pandemi Covid-19. Bahkan, kata dia, pandemi Covid-19 tidak pernah terpikir dalam proses perencanaan pembangunan tersebut.

“Pengerjaan pembangunan ini mulai Januari 2020, kemudian Maret 2020 kita kena Covid-19 dan itu menjadi tantangan karena proyek pembanguan kawasan Simpang Senen harus tetap jalan,” ujar Hari saat dihubungi, Selasa (29/12).

Karena pengerjaan dalam masa pandemi Covid-19, kata Hari, mau tidak mau pihaknya harus menerapkan protokol kesehatan dari Kementerian Kesehatan dan protokol pengerjaan konstruksi di masa pandemi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Berkat dukungan berbagai pihak dan komitmen para pekerja, akhirnya pembangunan kawasan Simpang Senen selesai sesuai dengan target.

“Sekarang sudah selesai 100 persen dan bisa dimanfaatkan, jadi sesuai dengan target, pengerjaan dalam satu tahun dari Januari hingga Desember 2020, meskipun perencanaannya sudah mulai 2018, dan proses lelangnya 2019,” tandas dia.

Hari mengatakan, memang dari awal perencanaan, konsep dan desain pembangunan kawasan simpang Senen diarahkan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menata kawasan tersebut menjadi menarik, tertib, lancar, modern, dan artistik. Karena itu, kata dia, pihaknya melakukan pembangunan mulai dari underpass Senen extention, JPO, halte Transjakarta, serta pedestrian memasukkan unsur-unsur modernitas, estetika, dan artistik.

“Misalnya, underpass dan JPO-nya dibangun dengan memasukkan ornamen-ornamen kearifan lokal budaya Betawi dengan adanya gigi balang. Kemudian ada tata lampu yang bisa memancarkan 100 warna, sehingga warnanya bisa berubah-ubah sesuai momentum, seperti warna merah untuk momentum kemerdekaan RI atau gabungan warna tertentu pada hari-hari keagamaan. Selain itu, ada lift dan CCTV di JPO dan halte transjakarta serta fasilitas-fasilitas yang ramah kaum disabilitas, anak-anak dan perempuan,” jelas dia.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, Senen kembali menjadi ikon DKI Jakarta pascadirevitalisasi. Menurut Anies, revitalisasi membuat Senen tidak lagi menjadi kawasan kumuh dan semrawut.

“Kini Senen kembali menjadi ikon Jakarta, tidak lagi dianggap kawasan kumuh dan rawan. Penataan Simpang Senen mengikuti empat skala prioritas pembangunan transportasi berbasis jalan raya di Jakarta, yakni pejalan kaki yang utama, lalu pesepeda/ kendaraan bebas emisi dan angkutan umum, terakhir kendaraan pribadi,” ujar Anies dalam akun Intragramnya pada Senin, 14 Desember 2020.

Pembangunan kawasan Simpang Senen ini, kata dia, menata semuanya, termasuk jalur pedestrian, jalur sepeda, dan jalur busway. Kawasan simpang Senen pun menjadi kawasan yang modern, estetis dan menampilkan corak etnik Betawi.

“Halte Transjakarta Senen kini lebih lebar dan modern, JPO Pasar Senen bercorak tuts piano, JPO Atrium Senen bercorak Betawi, keduanya dilengkapi elevator. Pembangunan ekstensi lintas bawah Senen dipercantik dengan tata cahaya,” pungkas Anies.

Sumber: BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY