Yayasan Pimpinan Bachtiar Nasir Gelar Nobar Film G30S/PKI

0

Jakarta, Pelita.OnlineĀ – Nonton bareng (Nobar) film pengkhianatan G30S/PKI saat ini tengah menjamur. Hal itu juga yang dilakukan Ar-Rahman Quranic Learning (AQL) Islamic Center.

Yayasan pimpinan Bachtiar Nashir itu menggelar pemutaran film G30S/PKI di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu malam (27/9/2017).

Agenda bertajuk ‘Melawan Lupa Sejarah Berdarah Pengkhiatan PKI’ ini dipadati sekitar dua ratus orang yang berasal dari warga sekitar, tokoh masyarakat dan jamaah AQL. Terlihat pula beberapa anggota TNI dengan seragam lengkap ikut membaur.

Herli, selaku ketua umum Young Islamic Leader, salah satu unit di AQL yang membidangi kaderisasi pemimpin muda islam menjelaskan, tujuan dari Nobar ini adalah sebagai pendidikan sejarah bagi generasi muda.

“Tujuan dari diadakannya nobar ini adalah yang pertama terkait dengan pendidikan sejarah dan yang kedua adalah terkait kondisi saat ini yang banyak sekali orang salah tafsir mengenai peristiwa ini. Salah siapa, korbanya siapa, sehingga kita berinisiatif mengadakan nobar dengan pembicara yang konprehensif dan memang ahli dibidangnya,” kata Herli saat berbincang dengan TeropongSenayan di lokasi Nobar.

Herli pun mengaku sudah berkoordinasi dengan aparat berwenang, dalam hal ini kepolisian wilayah Tebet dan Koramil Tebet.

“Kita sudah berkoordinasi dengan Koramil dan Kapolsek. Semua izin kita dapat dengan tanpa ada ‘pingpong’ sana sini. Selain itu kita melakukan kordinasi dengan masyarakat sekitar, kita mengudang RT/RW sehingga harapanya ini bukan hanya nonton bareng saja tetapi mengedukasi seluruh lapisan masyarakat,” papar Herli.

Selain Nobar, agenda yang didasari oleh anjuran Panglima TNI ini diisi pula dengan pemaparan sejarah pemberontakan PKI oleh Hadi Nur Ramadhan, seorang peneliti Pusat Kajian Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII).

Hadi menjelaskan, terlepas dari pro kontra yang ada film G30S/PKI harus dilihat dari sudut pandang semangat TAP MPRS Nomor 25 Tahun 1966 tentang pelarangan Partai Komunisme Indonesia dan ajaranya.

“Terlepas dari pro kontranya film yang dibuat oleh Arifin C Noer semangat yang harus ditangkap adalah spirit TAP MPRS No. 25 Tahun 1966 yang intinya adalah menolak ajaran komunisme berserta mantel-mantelnya di Indonesia, yang kedua jangan jadikan film tersebut sebagai satu-satunya sumber sejarah tentang G30S/PKI,” terang Hadi.

Masyarakat yang menghadiri acara tersebut terlihat begitu antusias hal terlihat dari berbagai segmen usia datang menyimak pemaparan sejarah kelam PKI yang disampaikan Narasumber.

“Acara ini sangat bagus sekali yah mas, banyak yang kurang faham dengan apa yang terjadi saat 1965 terutama generasi muda. Saya saja belum begitu mengerti sebelum mendengarkan penjelasan dari pembicara,” ujar Umriti (48) yang merupakan jamaah AQL.

Teropongsenayan.com

LEAVE A REPLY