1.917 KK Mengungsi Akibat Banjir di 4 Kelurahan di Manggala Makassar

0

Pelita.online – Intensitas hujan yang cukup tinggi di Kota Makassar dalam 3 hari terakhir menimbulkan banjir dan genangan di sejumlah titik. Akibat banjir di 4 kelurahan di Kecamatan Manggala, 1.917 kepala keluarga (KK) mengungsi ke tempat yang lebih aman.

“Di Manggala itu kurang lebih 1.917 KK (yang harus mengungsi),” ujar Camat Manggala Ansar Umar saat dimintai konfirmasi detikcom, Senin (21/12/2020).

Sebanyak 1.917 KK yang mengungsi berasal dari Kelurahan Antang, Tamangapa, Batua, dan Kelurahan Manggala. Para warga yang terdampak banjir itu menjadikan masjid sebagai tempat mengungsi.

“Kalau mengungsi macam-macam, mengungsi di masjid, ada juga yang mengungsi ke keluarganya,” kata Ansar.

“Ada juga mengungsi yang nanti mau pi makan baru datang di masjid, posko-posko lainnya,” sambung Ansar.

Ansar menjelaskan empat kelurahan yang kini terdampak banjir itu memang merupakan wilayah-wilayah rawan banjir.

“Di Manggala itu kan ada 5 titik rawan, 4 kelurahan itu sekarang (yang terdampak, yakni) Antang, Batua, Manggala, Tamangapa. Kelurahan Bangkala juga sekarang, cuma bagian belakang (masih sebagian),” jelas Ansar.

Banjir terparah di Kecamatan Manggala berada di Perumnas Antang, simak selengkapnya di halaman selanjutnya>>>

Ansar mengatakan saat ini titik banjir yang paling parah terjadi di Blok 8 dan Blok 10 Perumnas Antang. Ketinggian air di wilayah tersebut mencapai 2 meter.

“Di sini kan sudah puluhan tahunan (jadi wilayah langganan banjir) dan kadang 4 hari 5 hari bahkan 1 minggu baru surut. Bahkan di sana kan sampai bulanan dia baru surut betul,” jelas Ansar.

Sebagai langkah penanganan awal, lanjut Ansar, kini telah terdapat 2 posko utama yang digunakan sebagai tempat koordinasi hingga tempat menyiapkan konsumsi warga yang jadi korban banjir. Sudah terdapat pula dokter-dokter yang siaga di lokasi pengungsian, termasuk memantau penerapan protokol kesehatan (prokes) COVID-19.

“Dan paling utama juga kan kesehatannya, kepala puskesmas kan sudah rutin juga di lapangan,” katanya.

Terakhir, SAR gabungan diterjunkan secara rutin ke rumah-rumah warga yang terendam banjir agar warga yang belum dievakuasi bisa segera dievakuasi.

“Cuma itu kan dilematis juga di lapangan. Kadang orang tidak mau tinggalkan rumahnya karena barangnya. Pak RT RW sudah berusaha membujuk tidak mau, nanti pi kepepet baru mencari bantuan. Dia tunggu mungkin airnya, bilang turun ji, turun ji,” pungkas Ansar.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY