10 Tradisi Unik Sambut Tahun Baru Islam 1 Muharram di Indonesia

0

Pelita.Online – Selasa (11/9/2018) besok, umat Islam di Indonesia akan merayakan Tahun Baru Islam.

Ada berbagai cara untuk merayakan datangnya 1 Muharram 1440 Hijriyah ini. Di Jawa, malam datangnya Tahun Baru Islam disebut juga dengan Malam 1 Suro.

Inilah 10 tradisi unik di Indonesia untuk sambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1440 H.

1. Kirab Kebo Bule – Keraton Surakarta

Barisan kebo bule memimpin Kirab Malam Satu Suro di Keraton Solo, Kamis (21/9/2017)
Barisan kebo bule memimpin Kirab Malam Satu Suro di Keraton Solo, Kamis (21/9/2017) (TribunJateng/Akbar Hari Mukti)

Di Surakarta, perayaan Tahun Baru Islam digelar dengan kirab kebo bule.

 

Dalam tradisi Tahun Baru Islam, beberapa ekor kebo bule (kerbau berwarna putih) diarak keliling kota.

Kerbau-kerbau ini dipercaya sebagai turunan Kebo Bule Kyai Slamet dan dianggap keramat.

Kerbau-kerbau tersebut berperan sebagai Cucuking Lampah (pemandu kirab) dan diikuti oleh para kerabat keraton yang membawa pusaka.

Baru kemudian di barisan belakang ada masyarakat Solo dan sekitarnya.

Kirab ini biasa digelar pada tengah malam, biasanya masyarakat sudah berkumpul di tepi jalan yang dilewati rombongan kirab.

Yang unik dari tradisi ini, para warga menanti momen di mana mereka dapat menyentuh badan kebo bule dan berebut untuk mendapatkan kotorannya yang katanya dapat membawa berkah.

• Bubur Suro jadi Sajian Khas Tahun Baru Islam 1 Muharram 1440 Hijriyah, Begini Cara Membuatnya

2. Tradisi Mubeng Beteng – Keraton Yogyakarta

Warga berjalan kaki dalam keheningan mengelilingi kompleks Keraton Yogyakarta, DI Yogyakarta, saat mengikuti tradisi “Tapa Bisu Lampah Mubeng Beteng”, Selasa (5/10/2013) dini hari. Tradisi yang dilangsungkan setiap pergantian tahun baru hijriah ini dilakukan sebagai sarana perenungan dan instropeksi warga atas berbagai hal yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya. (Kompas/Ferganata Indra Riatmoko)

Tradisi Mubeng Beteng merupakan simbol refleksi dan instropeksi diri orang Jawa pada malam 1 Suro Tahun Baru Islam.

Tradisi Mubeng Beteng dilakukan oleh ratusan abdi dalem mengelilingi Keraton Yogyakarta dan diikuti oleh warga.

Selama mengelilingi benteng, mereka harus melakukan tapa bisu (tidak berbicara atau bersuara) serta tidak makan, minum, atau merokok.

Dalam mengelilingi benteng, jarak yang ditempuh mencapai lima kilometer.

3. Upacara Tabot – Bengkulu

(kompasiana.com)

Upacara Tabot merupakan tradisi perayaan Tahun Baru Islam di Bengkulu untuk mengenang kepahlawanan serta meninggalnya cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali Abu Thalib.

Upacara Tabot masih mendapat pengaruh dari upacara Karbala di Iran.

Perayaan Tahun Baru Islam ini telah dilakukan sejak tahun 1685 oleh Syeh Burhanuddin yang dikenal juga sebagai Imam Senggolo.

Masyarakat Kota Bengkulu percaya apabila perayaan Tahun Baru Islam ini tidak mereka selenggarakan maka akan terjadi musibah atau bencana.

Tak heran, perayaan Tabot penuh dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat ritual.

4. Ledug Suro – Magetan, Jawa Timur

(yudhasatria45.wordpress.com)

Pada Tahun Baru Islam, masyarakat Magetan menggelar tradisi Ledug Suro dengan ngalub berkah bolu rahayu.

Tradisi ini dipercaya dapat membawa rizki.

Sama seperti tradisi Tahun Baru Islam lainnya, Ledug Suro sangat dinanti-nati warga.

Upacara ini diawali dengan kirab Nayoko Projo dan Bolu Rahayu yang nantinya menjadi sasaran rebutan warga.

Pasalnya, bolu rahayu tersebut dipercaya mendatangkan berkah.

5. Nganggung – Bangka Belitung

Tradisi Nganggung Dulang masyarakat Toboali, Bangka Selatan, Bangka Belitung seusai Toboali Fashion Carnaval 2017 di Rumah Dinas Bupati Bangka Selatan di Toboali, Minggu (30/7/2017). (KOMPAS.COM/WAHYU ADITYO PRODJO)

Tradisi makan bersama atau biasa disebut nganggung menjadi ciri khas warga Bangka Belitung untuk menyambut Tahun Baru Islam.

Kebersamaan diangkat menjadi tradisi Tahun Baru Islam.

Tradisi perayaan Tahun Baru Islam 1 Muharram begitu semarak seperti layaknya suasana Idul Fitri dan Idul Adha.

Warga dari seluruh penjuru Bangka berdatangan untuk bersilaturahmi sekaligus bertamu ke rumah-rumah warga.

Tidak hanya kerabat atau warga yang saling kenal saja yang datang bertamu, namun orang asing yang bukan warga setempat juga akan dilayani tuan rumah.

Bagi tuan rumah semakin banyak tamu yang datang maka rizki yang diperoleh akan semakin banyak.

Di setiap rumah warga tersaji aneka menu seperti saat Lebaran ala Bangka.

Ada kemplang, keretek, kue kering, kue basah, dodol dan lainnya.

Tidak lupa tuan rumah mengenakan baju baru, begitu pula dengan anak-anak mereka.

6. Mendaki Gunung Lawu

Gunung Lawu (Surya/Eko Darmoko)

Mendaki Gunung Lawu yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur adalah satu tradisi yang dilakukan sebagian warga untuk Tahun Baru Islam.

Biasanya jelang malam 1 Suro, banyak pendaki atau warga yang memadati pintu masuk Gunung Lawu, baik dari Cemoro Sewu, Cemoro Kandang, maupun Candi Cetho.

Selain untuk menggapai puncaknya, warga juga melakukan ritual di Gunung Lawu.

Gunung dengan ketinggian 3.265 mdpl itu dipercaya sebagian masyarakat Jawa sebagai tempat suci yang sakra dan punya daya magis yang tinggi.

Sehingga dipandang sebagai tempat yang tepat untuk merenung, berdiam diri, beritikaf dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta bagi siapapun yang mempercayainya.

7. Barik’an – Pati, Jawa Tengah

Tradisi Barik’an masih dilestarikan dan dilakukan oleh masyarakat Pati untuk sambut Tahun Baru Islam.

Tradisi Barik’an adalah acara kenduri bersama.

Biasanya masyarakat membawa dan mengumpulkan nasi serta lauk-pauk dari rumah masing-masing.

Setelah dikumpulkan, nasi dan lauk-pauk kemudian didoakan.

Setelah memanjatkan doa, masyarakat langsung menggelar makan bersama.

Pada ritual tersebut terjadi saling tukar-menukar lauk yang mereka bawa.

Ritual Barik’an menjadi cara masyarakat untuk meningkatkan kerukunan antar warga desa.

8. Ngadulang – Sukabumi, Jawa Barat

Ngadulang adalah tradisi lomba seni menabuh beduk yang diikuti oleh warga dari berbagai kecamatan di Sukabumi untuk sambut Tahun Baru Islam.

Dalam lomba ngadulag, satu tim minimal terdiri dari tiga pemain, pertama orang yang berperan sebagai pemukul beduk, kemudian pemukul kohkol (kentungan), dan pemukul alat tambahan lainnya.

Para peserta lomba akan berusaha menampilkan irama yang unik agar bisa menjadi pemenang.

9. Borong perabot rumah – Makassar

Tradisi perayaan Tahun Baru Islam di Makassar ternyata sangat unik dibanding tradisi di daerah lain.

Pada tanggal 1 Muharram, para ibu di Makassar akan berbelanja besar-besaran untuk memborong perabot rumah.

Namun, jenis barang yang mereka beli hanya satu.

Karenanya, tidak heran apabila para ibu di Makassar akan memiliki banyak persediaan perabot rumah tangga setelah bulan Muharram.

10. Wahyu Kliyu – Karanganyar, Jawa Tengah

Wahyu kliyu adalah upacara adat selamatan berupa sedekah apem dan digelar masyarakat Dusun Kendhal, Desa Jatipuro, Karanganyar.

Tradisi turun temurun ini diselenggarakan setahun sekali pada bulan Muharam (Sura) tepatnya pada malam bulan purnama tanggal 15 Suro.

Yang menarik pada pelaksanaan upacara Wahyu kliyu, tidak ada nasi tumpeng beserta lauk pauk seperti lazimnya pada acara selamatan.

Nasi tumpeng diganti dengan “apem” yaitu semacam kue yang dibuat dari bahan tepung beras.

Apem yang berbentuk bulat tersebut mengandung makna sebagai lambang pengayoman, peneduh dan penyejuk.

Tiap rumah menyajikan apem sejumlah 344 buah.

Setelah selesai rangkaian acara doa, apem dibagi lagi kepada seluruh warga.

tribunnews.com

 

LEAVE A REPLY