pelita.online – eknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang terpasang di berbagai lampu lalu lintas di Jakarta bisa secara otomatis mengubah warna isyarat untuk mengurai kemacetan.
Kepala Seksi Lalin Jalan Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan Prisno Jogiara di Jakarta, Rabu (5/7), menjelaskan Intelligent Transport System (ITS) Traffic Light berbasis AI itu dapat menghitung jumlah kendaraan di persimpangan jalan.
AI kemudian mengatur kapan dan berapa lama warna di lampu lalu lintas, yaitu merah, kuning dan hijau, menyala.
Menurut Prisno petugas tak perlu lagi mengatur secara manual di persimpangan atau menggunakan pengeras suara di Area Traffic Control System (ATCS) buat mengatur lalu lintas.
“Jadi nanti kita tidak perlu lagi teriak-teriak di ATCS, sistem itu langsung bekerja sendiri karena sudah pakai AI,” ujar dia diberitakan Antara.
Saat ini ada 20 simpang jalan di Jakarta yang sudah menggunakan lampu merah berteknologi AI. Rencananya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menambah jumlahnya hingga 40 pada tahun ini.
Sebelumnya Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menjelaskan teknologi ini bisa mengurangi kemacetan sampai 20 persen.
“Untuk mempermudah pantauan kemacetan dan memperlancar lalu lintas. Bisa menciptakan efisiensi lalu lintas (di persimpangan jalan di Jakarta) menjadi 15 hingga 20 persen,” ucap Heru.
Dia juga memaparkan cara kerja lampu merah AI ini yang dapat mengubah warna.
“Jadi itu dihitung kepadatan (kendaraan). Kalau yang padat maka lampu merah ke hijau dipercepat. Yang kosong maka lampu dibikin merah lebih lama,” katanya.
Teknologi AI ini dipasok oleh Google Inc. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah sepakat bekerja sama dengan perusahaan raksasa teknologi itu pada tahun lalu dalam proyek bernama Green Light.
Indonesia adalah negara pertama yang menerapkan Green Light di Asia Tenggara. Sebelumnya proyek ini sudah dikerjakan di India dan diklaim lalu lintas semakin efisien 20 persen.
sumber : cnnindonesia.com
