Antisipasi hoax menjamur saat Pilkada, polisi kumpulkan peretas & AMSI

0

Jakarta, Pelita.Online – Komunitas peretas atau hacker dan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) wilayah Jawa Timur dikumpulkan oleh Kepolisian Daerah Jawa Timur. Hal itu dilakukan antisipasi mengenai informasi ataupun penyebaran hoax saat menghadapi pemilihan kepala daerah serentak di Jawa Timur tahun 2018.

Menurut Kapolda Jawa Timur Irjen Machfud Arifin dengan kegiatan yang dilakukannya dengan mengumpulkan Amsi ini dimaksudkan supaya membuat berita yang sifatnya opini, tapi positif. Hal yang bersifat informasi atau berita hoax, atau hal tidak baik, dilakukan oleh kelompok tertentu untuk melancarkan segala cara.

Maka akan dilakukan tindakan tegas dari kepolisian. “Iya tentunya akan kita take down, jika ada yang membuat berita ataupun informasi hoax. Dari situ kita minta bantuan dari bagian adalah hacker (peretas) untuk di take down. Supaya berita dan informasi hoax itu tidak berkembang liar. Apalagi sekarang ini mendekati dengan pilkada serentak,” ujar Machfud Arifin, Selasa (28/11).

Dari situ, kepolisian akan terus melakukan pertemuan untuk menciptakan situasi dan kondisi di Jawa Timur aman, nyaman dan kondusif, di jelang pilkada serentak di Jawa Timur 2018 mendatang. Bahkan, polisi sendiri tidak segan-segan melakukan tindak tegas.

Tidak melihat itu dari tim sukses jika menyalahi dengan menyebarkan berita atau informasi hoax juga akan ditindak. Lantaran sudah dianggap meresahkan masyarakat, karena melanggar ketentuan hukum.

“Siapa pun itu orangnya jika melakukan pelanggaran penegakan hukum akan ditindak untuk mempertanggungjawabkan atas perbuatannya,” ujar mantan Kadiv TI Mabes Polri.

Untuk itu jenderal bintang dua ini berpesan kepada masyarakat supaya tidak memberikan informasi hoax. Terutama masyarakat yang mempunyai keahlian di bidang IT, jangan sampai memecah belah kesatuan di saat pilkada.

“Mari kita jadikan Jawa Timur itu tetap aman dan kondusif. Tapi, kalau masih tetap nakal melakukan hal itu (informasi hoax), dan diketahui lokasinya, maka akan langsung kita tindak tidak melihat itu siapa orangnya. Makanya dari sini kalau melanggar ketentuan hukum akan kita tindak, makanya kita ajak para hacker untuk membantu,” katanya.

Secara terpisah seorang pakar IT dari Polteknik Elektronika Negeri Surabaya Ferry Astika Saputra saat ditanya mengenai pilkada serentak ini apakah rawan dengan peretas untuk melakukan hack di situs-situs?

Ferry sendiri tidak menampik, karena apapun itu, pasti ada cela yang bisa dijadikan untuk melakukan permainan. “Kalau dikatakan bisa di retas iya semuanya itu bisa. Apapun itu. Karena pasti ada cela di setiap era teknologi sekarang. Tapi, saya harapkan saat pilkada serentak itu tidak terjadi,” katanya.

Merdeka.com

LEAVE A REPLY