Banjir Bandang di Luwu Utara, Listrik Mati-Jaringan Telekomunikasi Sulit

0

Pelita.online – Banjir bandang menghantam wilayah Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel). Banjir bandang ini menyebabkan aliran listrik mati dan jalur komunikasi yang sulit ditembus.

“Masalahnya di lapangan adalah listrik padam. Handphone anak-anak lowbat dan kita sangat kewalahan mengontak. Apalagi jaringan (telekomunikasi) sangat jelek,” kata Kepala Markas PMI Sulsel, Syarif kepada detikcom, Selasa (14/7/2020).

Dia ada beberapa titik yang dianggap sebagai lokasi terparah banjir bandang. Lokasi itu adalah kelurahan Bone, Kelurahan Bone Dua, dan Kelurahan Radda di Luwu Utara.

“Informasi yang masuk ke kami dilaporkan 11 orang hilang dan 5 orang ditemukan tewas. Tapi hingga saat ini belum ada update lagi dari lokasi,” terangnya.

Terpisah, Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman bersama tim dari Pemprov Sulsel berangkat menuju Kabupaten Luwu Utara untuk meninjau lokasi banjir bandang dan sekaligus mengantarkan bantuan logistik bagi warga korban banjir. Sudirman juga telah berkoordinasi dengan aparat setempat terkait proses evakuasi korban banjir yang melanda beberapa kecamatan di Luwu Utara.

“Saat ini saya beserta tim masih dalam perjalanan bergerak menuju Luwu Utara, sudah ada laporan sementara terkait korban yang telah dievakuasi dan yang masih ada dicari dalam peristiwa banjir bandang,” ujar Sudirman pada Detikcom, Selasa (14/7/2020).

Sudirman mengimbau pada warga di 6 kecamatan yang terdampak banjir, yaitu di Kecamatan Masamba, Kecamatan Baibunta, Kecamatan Malangke, Kecamatan Malangke Barat, Kecamatan Baibunta Selatan, dan Kecamatan Sabbang, agar segera mengungsi ke wilayah yang aman, untuk menghindari potensi bencana susulan.

“Kita imbau seluruh masyarakat yang berada di radius banjir ini agar memilih tempat aman, karena kita tahu cuaca masih berubah-ubah, masih berpotensi terjadi luapan susulan, bisa berdampak pada masyarakat,” tambah Sudirman.

Sudirman juga berharap pada seluruh warga Sulsel, khususnya warga dari daerah terdekat dari Luwu Utara untuk ikut bahu-membahu membantu warga Luwu Utara yang menjadi korban dalam peristiwa banjir bandang.

“Nanti kita akan selidiki penyebab banjir bandang ini, dengan berkoordinasi melibatkan tim balai dan pihak kehutanan, kita akan ketahui bersama setelah ada kajiannya,” pungkas Sudirman.

Sebelumnya diberitakan, banjir bandang melanda Luwu Utara, sejak pukul 19.00 Wita, Senin malam (13/7). Sebelas orang dilaporkan meninggal dunia dan sejumlah warga lainnya masih dalam pencarian. Banjir terjadi saat curah hujan tinggi yang menyebabkan Sungai Masamba dan Sungai Radda meluap, membawa material lumpur dan merendam perkampungan warga 6 kecamatan di Luwu Utara.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY