Banjir Kulon Progo, 432 Orang Mengungsi ke Stadion Cangkring

0
Warga menyeberang genangan banjir rob di kawasan pantai Somandeng, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Kamis (9/6). Ratusan lapak pedagang di kawasan wisata pantai Gunungkidul terendam banjir rob, gelombang pasang setinggi 5 meter tersebut hingga menutup akses jalan sepanjang pantai. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/foc/16.

Pelita.Online – Sebanyak 402 jiwa korban banjir mengungsi ke posko utama pengungsian di Stadion Cangkring, Wates usai banjir yang disebabkan jebolnya tanggul di Desa Bendungan, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Minggu (17/3) malam. Jumlah pengungsi diprediksi masih terus bertambah menyusul banjir yang merendam sebanyak 20 desa.

Koordinator pengungsian Stadion Cangkring, Ajun Komisaris Polisi Hery Meyanto mengatakan data sementara pengungsi laki-laki sebanyak 102 jiwa, perempuan 176 jiwa, balita 21 jiwa, serta warga lanjut usia (lansia) ada 102 jiwa.

“Kemungkinan akan terus bertambah karena ada tambahan jumlah pengungsi dari Kecamatan Panjatan, sebanyak 40 jiwa,” kata Heru, Senin (18/3) dikutip dari Antara.

Ia mengatakan sejauh ini petugas posko utama Stadion Cangkring sudah melakukan penanganan yang meliputi pemberian obat-obatan, dan melakukan pengecekan kesehatan pengungsi. Pemeriksaan dilakukan oleh petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan Kulon Progo dan Polres Kulon Progo.

Seorang pengungsi, Antok mengatakan dirinya kembali ke rumah untuk melihat kondisi rumah pascabanjir.
Terkait dengan kebutuhan logistik, jelasnya, sudah ada bantuan pakaian, dan sarung yang sudah dibagikan kepada pengungsi. Selain itu petugas telah mendistribusikan logistik berupa nasi bungkus sebanyak 500 bungkus sejumlah donatur.

“Saat ini, pengungsi masih membutuhkan logistik, berupa pakaian, alat bersih-bersih berupa sabun, pasta gigi, dan lainnya untuk kesehatan. Selain itu, logistik yang mendesak yakni makanan anak-anak dan makanan tambahan bagi ibu-ibu yang sedang hamil,” katanya.

Heru mengatakan ada 150 pengungsi yang pulang ke rumah untuk mengecek kondisi rumah dan membersihkan lumpur sisa-sisa banjir.

“Mereka tetap akan kembali ke sini bila kondisi rumah masih dalam kondisi membahayakan karena saat ini masih ada potensi hujan kembali mengguyur wilayah Kulon Progo,” katanya.

“Kondisi rumah masih aman, meski dipenuhi lumpur. Semalam, rumah saya terendam air satu meter,” katanya.

Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Kulon Progo, DIY, pada Sabtu (16/3) dan Minggu (17/3) malam menyebabkan empat kecamatan terendam banjir. Empat kecamatan tersebut yakni Pengasih, Wates, Panjatan dan Temon.

Kecamatan Wates diketahui paling parah terkena dampak banjir. Hal itu terjadi karena ada tanggul jebol di jembatan Sungai Serang, Dusun Bendungan Kidul, Desa Bendungan, Kecamatan Wates.

 

cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY