Belajar Sejarah dan Keberagaman lewat Wisata Lintas Sejarah Kota Depok

0

Pelita.online – Ratusan wisatawan yang terdiri dari remaja dan orang tua mengikuti wisata lintas sejarah di kawasan Depok, Jawa Barat pada Sabtu (24/8/2019).

Pergelaran yang diinisiasi oleh komunitas Depok Beragam ini bertujuan untuk menggali sejarah kota Depok, yang dikenal akan keberagaman suku dan budayanya di masa lalu

Para peserta yang mengikuti acara ini diajak untuk menelusuri situs-situs bersejarah di Kota Depok, mulai dari Masjid UI, Rumah Pondok Cina, dan Gedung Gemeente Bestuur (Kotapraja) Depok.

Selain itu masih ada Paal Gedachtenis Aan Chastelein atau yang lebih dikenal dengan Tugu Chastelin, Rumah Presiden Depok, Depoksch Europesche School, Depoksch Kerk, hingga Stichting Cornelis Chastelein yang dikunjungi.

Sejarawan JJ Rizal juga terlibat sebagai pemandu wisata dalam acara ini. Dia menilai wisatawan antusias mempelajari asal muasal kota Depok.

“Dari sejarah kita dapat menemukan identitas Kota Depok yang menyejarah sebagai kota yang bukan hanya plural, multikultural tetapi malahan interkultural,” ujar Yayasan Lembaga Cornelis Castelin (YLCC) di Jalan Pemuda No 27, Depok, Jawa Barat.

Rizal menjelaskan, Depok merupakan dengan latar belakang sejarah dengan kebudayaan yang terbuka. Sedari dulu, sudah banyak warga etnis Tionghoa yang hidup berdampak dengan warga setempat.

Ditambah dengan masuknya pemerintah Belanda yang cukup banyak mempengaruhi perkembangan sejarah pembentukan kota Depok.

Selama itu pula warga kota Depok hidup berdampingan dengan beragam suku dan budaya.

Namun, Rizal menilai saat ini banyak warga bahkan pemerintah lupa dengan sejarah kota Depok yang lahir dari keberagaman tersebut.

“Dari Situ kita belajar oh dulu Depok kota yang beragama. Kota mewadahi semua budaya. Kenapa sekarang terbalik?,” Ucap dia.

Dia berharap dengan digelarnya acara ini, masyarakat bisa memahami sejarah terbentuknya kota Depok dan dapat saling menghargai keberagaman antara masyarakat  yang berbeda suku, agama dan budaya.

“Semoga setelah mengikuti jalan-jalan sejarah ini, peserta bisa membantu mengampanyekan agar Depok insyaf, tidak mendurhakai identitas sejarahnya, dan kembali kepada fitrahnya sebagai kota yang sejatinya kota beragam,” ucap Rizal

 

Sumber : Kompas.com

LEAVE A REPLY