Buaya Dibungkus Kafan di Makassar, Animal Defenders: Kembalikan ke Habitat

0

Pelita.online – Seekor buaya di Makassar, Sulawesi Selatan, dibawa pulang dan dikafani oleh sejumlah warga karena diyakini buaya tersebut merupakan keturunan manusia. Pemilik Animal Defenders, Doni Herdaru Tona, menyarankan agar buaya itu dikembalikan ke habitat aslinya.

“Untuk menghindari potensi adanya insiden di kemudian hari, sebaiknya buaya tersebut dikembalikan ke habitatnya, atau dalam area yang menyerupai habitatnya,” kata Doni kepada wartawan, Kamis (12/11/2020).

Menurutnya, bukan sifat alami buaya untuk hidup di tempat yang ramai dengan manusia. Doni juga menyayangkan kepercayaan warga setempat terkait ‘buaya jadi-jadian’ itu.

Ia khawatir bila buaya dibiarkan di rumah maka akan ada insiden-insiden yang tidak diinginkan. Jika itu terjadi, ia tak ingin bila buaya yang akan menjadi sasaran kemarahan warga.

“Saya yakin 100% bahwa takhayul seperti ini tidak perlu dan tidak ada gunanya sama sekali. Jangan nanti ada insiden, yang disalahkan buayanya, dan buayanya nanti yang dipersekusi. Dia diperlukan di alam sekitarnya untuk keseimbangan alam, bukan ada di dalam rumah,” imbuh Doni.

Buaya diduga jadi-jadian yang ditemukan di Sungai Tallo Makassar diamankan warga di rumahnya (Hermawan-detikcom).Foto: Buaya diduga jadi-jadian yang ditemukan di Sungai Tallo Makassar diamankan warga di rumahnya (Hermawan/detikcom).

Doni meminta warga tidak mempercayai hal-hal yang di luar nalar. Ia meminta warga untuk lebih berpatok pada keilmuwan.

“Tanpa mengurangi hormat pada apa yang mereka percaya, hal-hal seperti ini sebaiknya disudahi dan berpatokan pada science saja,” ungkap Doni.

“Jika warga itu mempercayai bahwa buaya tersebut adalah ‘jadi-jadian’, maka dia mengesampingkan fakta bahwa buaya adalah hewan yang mempunyai kemampuan self defense tinggi, dan bisa menimbulkan daya rusak yang lumayan, walau ukurannya baru sebesar itu,” tutupnya.

Bagaimana cerita utuh buaya yang dibungkus warga dengan kain kafan itu? simak di halaman berikutnya

Diberitakan sebelumnya, buaya yang diduga jadi-jadian itu awalnya muncul pada Selasa (10/11) sekitar pukul 22.00 Wita. Warga yang melihat buaya tersebut lalu saling memberi informasi satu sama lain.

Singkat cerita, warga mendiamkan buaya itu di pinggiran sungai dan baru ditemui lagi pada keesokan harinya, Rabu (11/11). Saat ditemui untuk kedua kalinya itulah kemudian sejumlah pengendara yang melintas berhenti di tepi jalan untuk mendokumentasikan momen tersebut hingga viral di media sosial.

“Lalu buaya tersebut dibawa kembali ke salah satu rumah warga di Jl Pacinang 5 milik lelaki Muliadi untuk dipertemukan dengan orang yang mengaku keluarga dari buaya tersebut,” tutur Bhabinkamtibmas Tello Baru Bripka Muhammad Kazim kepada detikcom, dalam wawancara terpisah.

Warga mengerumuni buaya diduga jadi-jadian di Sungai Tallo, Makassar (dok. Istimewa).Foto: Warga mengerumuni buaya diduga jadi-jadian di Sungai Tallo, Makassar (dok. Istimewa).

Menurut Bripka Kazim, dia sempat meminta warga menyimpan buaya tersebut pada sangkar. Namun warga menolak karena buaya itu dianggap memiliki kembaran manusia. Buaya itu pun dibawa pulang ke rumah salah seorang warga.

Pantauan detikcom, di kediaman seorang warga, Muliadi, di Jalan Pacinan, Kelurahan Tello Baru, Panakkukang, Kota Makassar, Kamis (12/11/2020) siang, tampak buaya tersebut dibungkus kafan disimpan di ruang tamu rumah. Muliadi meyakini buaya itu merupakan kembaran manusia dan keturunan manusia.

Sementara itu, di depan pintu rumah, terlihat dua warga yang memainkan gendang atas kehadiran buaya tersebut. Sedangkan warga lainnya terlihat menyesaki ruang tamu, tangga menuju rumah, dan halaman rumah.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY