Candi Borobudur Dibuka Lagi, tetapi Hanya untuk 5.000 Orang

0

Pelita.online – Candi Borobudur mulai akhir pekan ini akan dibuka untuk wisatawan. Pembukaan akan dilakukan bertahap dan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Candi yang ditutup selama tiga bulan, sejak 20 Maret 2020, akan dibuka lagi secara bertahap hingga maksimal 5.000 orang.

“Akhir pekan ini, boleh buka untuk 100 orang. Mungkin teman-teman wartawan yang mengawali. Selanjutnya 200 orang, bisa untuk teman-teman yang ingin memberi penilaian,” ujar Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Jumat (12/6).

Sebelum akhirnya benar-benar dibuka, Ganjar menegaskan setidaknya di kawasan sekitar Candi Borobudur mesti menepati selama 14 hari tidak ada penambahan kasus positif Covid-19.

Hal itu juga jadi landasan pihak pengelola yang hanya akan membuka pintu Candi Borobudur untuk maksimal 5.000 orang setiap hari atau hanya 20 persen dari total kunjungan di hari normal.

“Kita lihat selama 14 hari ke depan. Kalau konsisten ada penurunan akan kita buka. Ini akan jadi obat rindu. Banyak keluhan dari pelaku usaha pariwisata maupun masyarakat, karena video saja tidak cukup,” tandasnya.

Untuk kesiapan pembukaan Candi Borobudur, Ganjar bersama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko telah melakukan simulasi. Dalam simulasi tersebut dipraktekkan penerapan protokol kesehatan sejak pintu gerbang sampai di depan anak tangga pertama Candi Borobudur.

Sejak tiba di pintu gerbang peraturan protokol kesehatan mulai dilakukan dengan penyemprotan disinfektan pada seluruh mobil yang masuk. Setelah masuk, pengunjung turun dari mobil di drop off. Kemudian secara antre pada garis-garis kotak mereka harus cuci tangan di wastafel yang telah disiapkan pengelola. Sebelum berjalan menuju loket, pengunjung harus memasuki bilik disinfektan yang menyemprotkan air sabun.

Jaga jarak jadi peraturan yang banyak diterapkan. Termasuk di loket dan pintu masuk ke Candi. Jika pengunjung enggan mengantre panjang, pengelola juga menyiapkan loket elektronik. Yang terakhir pemeriksaan suhu badan, dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan barang-barang bawaan. Ketika ada pengunjung yang suhu badannya mencapai 37,8 derajat celsius, dilarang masuk.

“Kita akan coba dari awal agar bisa menyiapkan SOP wisata yang aman sehingga tidak ada penularan. Semoga ini memberi informasi kepada masyarakat,” kata Ganjar.

Jika SOP tersebut bisa ditepati oleh pengelola Candi Borobudur, bukan tidak mungkin akan jadi percontohan untuk diterapkan di destinasi wisata di Jawa Tengah.

Direktur Utama TWCB, Edy Setijono mengungkapkan, selain Candi Borobudur juga dilakukan simulasi di Candi Prambanan dan Boko.

Terkait rencana pembukaan bagi wisatawan, ia memastikan akan menerapkan protokol kesehatan dan jumlah wisatawan dibuka secara bertahap.

“Kalau dibuka, kami mungkin akan bertahap mulai 20 persen dari kuota pengunjung. Normalnya per hari mencapai 7000 pengunjung, kami nanti akan bertahap,” tandasnya.

 

Sumber : beritasatu.com

LEAVE A REPLY