Daripada Buat Influencer, Mending Kucurkan APBN ke Sektor Medis

0

Pelita.online – Virus corona telah positif menjangkit Indonesia, Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Dradjad Wibowo menilai dampak virus ini bisa sangat besar bagi perekonomian.

Dradjad mengatakan di tengah maraknya wabah corona pemerintah harus lebih bijak dalam mengalokasikan APBN, dia meminta pemerintah meninjau ulang alokasi dana yang tidak mendesak. Salah satunya adalah pos alokasi untuk pembiayaan promosi wisata dengan menyewa influencer.

Dia menyebutkan bahwa APBN terbatas, ada baiknya di tengah wabah yang mematikan ini pemerintah lebih banyak mengalokasikan dana untuk sektor medis.

“Saya sarankan pemerintah meninjau ulang alokasi dana yang tidak mendesak. Misalkan pos APBN untuk buzzers. Uang APBN yang sangat terbatas sebaiknya dialokasikan untuk memperkuat sektor medis,” kata Dradjad, lewat keterangannya yang dikutip detikcom pada Rabu (4/3/2020).

Dradjad mencontohkan lebih baik dana APBN dikucurkan lebih banyak untuk laboratorium yang berada di rumah sakit, sehingga bisa lebih cepat mengidentifikasi penyakit. Hal tersebut menurutnya memiliki peran besar dalam penanganan kasus corona.

“Contohnya, dana uji laboratorium perlu dilipat-gandakan agar lebih banyak lab yang mampu dan lebih cepat. Ingat kecepatan konfirmasi laboratorium berperan sangat krusial dalam penanganan kasus,” sebut Dradjad.

Selain itu, dana operasional rumah sakit pun disarankan agar ditambah dengan APBN. Sehingga rumah sakit tidak terhambat biaya operasional saat menangani pasien.

“Rumah sakit pun perlu disediakan dana cukup agar mereka tidak perlu khawatir dengan pembiayaan BPJS,” ungkap Dradjad.

Pemerintah sendiri sebelumnya menyediakan dana Rp 10,3 triliun untuk sederet insentif di tengah-tengah merebaknya virus corona. Khusus di sektor pariwisata, pemerintah menganggarkan Rp 298,5 miliar. Salah satu komponennya adalah biaya promosi lewat influencer sebesar Rp 72 miliar.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY