Jakarta, Pelita.Online — Pakar komunikasi politik dari Universitas Jayabaya Lely Arrianie mengatakan, penunjukan Ketua DPR bisa menjadi ajang pertaruhan Golkar ke depan.
Menurut Lely, Golkar harus menunjuk sosok yang bersih dan tidak bermasalah dengan hukum sebagai pengganti Setya Novanto di kursi Ketua DPR.
“Sosok pengganti harus seseorang yang kiprah politiknya sudah dikenal, tapi tidak memiliki ikatan dengan sebelumnya (Setya Novanto) atau memiliki masalah di masa lalu,” kata Lely saat dihubungi, Jumat (22/12/2017).
Usai Airlangga Hartarto menjabat Ketua Umum Golkar, kata Lely, perebutan kursi Ketua DPR praktis hanya akan melibatkan Sekretaris Fraksi Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita (AGK) dan Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet).
Sedangkan, Aziz Syamsudin dianggap sudah masuk kotak lantaran penolakan keras dari mayoritas anggota fraksi Golkar di DPR beberapa minggu lalu.
Namun demikian, kata ia, munculnya figur Bamsoet mendapat catatan serius. Kiprah Bamsoet sebelumnya banyak dipersoalkan karena terlibat dalam penggembosan KPK melalui pansus Angket KPK dan pembentukan Detasemen Khusus Tindak Pidana Korupsi (Densus Tipikor).
Bamsoet juga pernah disebut-sebut dalam kasus Miryam S. Haryani, termasuk disebut dan diduga menerima dana dalam kasus simulator SIM Korlantas Polri, meskipun Bamsoet membantah dugaan itu semua.
Sementara, peneliti Formappi Lucius Karus berpendapat, Agus Gumiwang adalah sosok yang dapat menjawab tuntutan semangat ‘Golkar Bersih’ yang didengungkan Airlangga.
Sebab, Bamsoet dan juga Aziz selama ini sikapnya lebih condong mendukung Panitia Angket KPK.
“Saya tak bermaksud untuk mengunggulkan salah satu sembari ‘menyingkirkan’ dua calon lainnya, tapi pendapat saya pribadi, dari ketiga nama yang disodor mungkin Agus Gumiwang yang bisa menjawab tuntutan tagline Golkar Bersih itu,” pungkasnya.(yn)
Teropongsenayan.com
