Dicurhati anak TKI, Puti Guntur tawarkan progam ‘Rembulan’

0

Jawa Timur, Pelita.Online – Calon Wakil Gubernur Jawa Timur, Puti Guntur Soekarno, terus jaring aspirasi di wilayah Mataraman, Kabupaten Tulungagung.

Kali ini, perempuan 47 tahun yang maju mendampingi Calon Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf akrab dipanggil Gus Ipul, nomor urut 2 menghadiri undangan dari sebuah organisasi bentukan pemerintah kabupaten Tulungagung, yakni Forum Anak Desa (FAD).

Forum diskusi yang sangat singkat tersebut, dimanfaatkan dengan baik oleh FAD. Karena, sebagai organisasi beranggotakan anak muda lebih banyak langsung bersentuhan dengan masyarakat ke bawah. Organisasi FAD ini juga berperan aktif ikut terlibat dalam pengembangan pembangunan desa.

Reza Pahlevi, salah satu wakil FAD mengatakan sewaktu melakukan pendekatan dan pendampingan mendapatkan keluhan dari salah satu anak yang didampingi. Keluhan tersebut adalah bahwa masalah yang banyak dihadapi anak di Tulungagung ini adalah kurangnya pola asuh orang tua. Hal ini karena banyak orang tuanya yang bekerja di luar negeri menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) maupun TKW.

Ini berakibat perilaku anak menjadi menyimpang, salah pergaulan, bahkan, sampai bisa berdampak pada arah penggunaan narkoba. “Perilaku penyimpangan ini juga bisa sampai mengarah ke penyalahgunaan narkoba minum minuman keras. Bahkan bisa juga pada mengarah kekerasan anak,” kata Reza.

Salah satu anak yang juga menjadi anggota FAD, mengungkapkan mengenai suka dan dukanya. Anak yang mengaku masih berstatus pelajar itu mengungkapkan bagaimana menjadi anak yang tidak bisa bersama orang tuanya, karena bekerja di luar negeri menjadi TKI.

Gadis berusia 17 tahun ini menceritakan sejak kecil harus belajar mandiri. “Sejak SD, saya sudah ditinggal sama orang tua bekerja. Waktu itu saya ingin merasakan kasih sayang dari kedua orang tua. Tapi karena orang tua harus bekerja di luar negeri, saya hanya diasuh oleh nenek yang usianya sudah lanjut,” katanya.

Ceritanya sempat terhenti, karena gadis itu meneteskan air mata. Tapi, setelah diberitahu sama neneknya, dirinya pun sadar. Kalau orang tuanya bekerja demi kebutuhan ekonomi keluarga. Dia pun mengungkapkan, ingin diperlakukan spesial dari pemerintah. “Karena dengan aktivitas ini kami bisa melupakan masalah yang dihadapi,” katanya.

Mendengar curhatan hati dari gadis tersebut, Puti Guntur Soekarno mengaku sedih dan kagum. Gadis yang baru saja mencurahkan semua kehidupannya itu, ternyata tabah menjalaninya. “Kamu hebat, nak,” kata ibu dua anak ini usai mendengar cerita sang anak.

Lanjut Puti, rata-raya TKI dan TKW berkerja di luar negeri karena masalah ekonomi. Untuk mengatasi hal itu, yang akan dilakukan adalah mengutamakan, peningkatan pada sektor ekonomi di daerah. Dengan membuka lapangan pekerjaan, seperti berwirausaha, berinovasi dalam ekonomi kreatif, dan UMKM, mereka tidak lagi mencari pekerjaan ke luar negeri dengan menjadi TKI.

Namun, jika ada yang anaknya sudah ditinggal orang tuanya bekerja di luar negeri. Maka yang dilakukannya itu harus ada pendampingan melalui program Rembulan (Program sosial untuk pemuliaan perempuan, anak, dan lansia) dan Bersinar (Berkebudayaan, Rukun, dan Seniman Makmur).

“Kami akan memfasilitasi anak dan ibu, terutama bagi anak yang orang tuanya menjadi TKI. Sebab, di Tulungagung angka TKI ini cukup tinggi,” katanya.

 

merdeka.com

LEAVE A REPLY