Ditemukan Tengkorak Manusia di Situs Petirtaan Suci Majapahit, Milik Siapa?

0

Pelita.online – Situs petirtaan suci Majapahit di Jombang rusak akibat diterjang banjir lahar dingin. Bencana alam pada masa lalu disinyalir mengakibatkan keluarga raja tewas tertimbun di dalam kolam.

Situs purbakala di Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Jombang ini terus digali untuk mengungkap seluruh bagiannya. Ekskavasi tahap kedua oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim, 1-10 Oktober 2019, berhasil menemukan beberapa fakta baru.

Salah satunya berupa reruntuhan menara di dalam petirtaan. Arkeolog BPCB Jatim Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan, reruntuhan menara pertama ditemukan di sudut timur laut petirtaan. Reruntuhan ini ditemukan pada kedalaman sekitar 1 meter dari permukaan kolam.

Menurut dia, pada bongkahan struktur menara itu dihiasi dengan relief Kala, yaitu makhluk dalam mitologi Hindu sebagai pengusir roh jahat. Tinggi menara ini diperkirakan mencapai 5 meter.

Teori ini diperkuat dengan temuan kendi dan celupak lengkap dengan getah pohon damar di dekat serpihan yang diduga tengkorak manusia. Celupak berfungsi sebagai penerangan pada masa Majapahit. Kendi dan celupak ini biasa dipakai ritual penyucian diri pada malam hari.
“Kemungkinan ini menara bagian tengah petirtaan yang runtuh ke arah timur laut. Menara ini menggambarkan monumen gunung meru yang digunakan mengaduk samudera untuk mencari amerta atau air suci,” kata Wicaksono kepada detikcom, Senin (7/10/2019).

Reruntuhan menara, lanjut Wicaksono, juga ditemukan di sudut barat daya petirtaan. Karena ukurannya lebih kecil, dia menduga menara ini dulunya dibuat mengelilingi petirtaan. Struktur menara ini runtuh menimpa jaladwara atau pancuran air di dalam kolam. Reruntuhan menara lainnya diperkirakan masih terpendam di dalam kolam, atau sudah hancur.

Yang mengejutkan, kata Wicaksono, juga ditemukan serpihan yang diduga tempurung tengkorak manusia di bawah reruntuhan menara tersebut. Serpihan mirip tempurung tengkorak itu ditemukan di 4 titik berbeda pada kedalaman 1 meter di dalam kolam. Ketebalan serpihan sekitar 3 milimeter. Ada yang berwarna putih tulang, ada juga yang menghitam.

“Ahli antropologi forensik dari Unair Surabaya telah mengambil sampel serpihan yang diduga tengkorak manusia itu untuk diteliti di laboratorium. Kemungkinannya dua, tempurung kepala manusia atau tempurung kelapa,” terangnya.

Wicaksono menjelaskan, ambruknya struktur menara pada petirtaan suci Majapahit ini akibat terjangan banjir lahar dingin. Menurut dia, lahar dingin diperkirakan dari Gunung Kelud yang mengalir ke Sungai Konto sehingga sampai ke kawasan petirtaan di Dusun Sumberbeji. Hanya saja pihaknya belum bisa memastikan kapan bencana alam itu terjadi.

“Ahli geologi ITS (Institut Teknologi Sepuluh November) telah mengambil sampel pasir dan bentangan sedimen di petirtaan. Beliau menyimpulkan dahulu terjadi banjir lahar dingin yang menerjang dari arah selatan sehingga merusak petirtaan ini,” ungkapnya.

Jika hasil uji laboratorium ahli antropologi forensik Unair memastikan serpihan yang ditemukan adalah tengkorak manusia, tambah Wicaksono, maka banjir lahar dingin menerjang saat sedang berlangsung ritual penyucian diri di petirtaan Sumberbeji. Menurut dia, setidaknya terdapat 4 manusia yang terkubur di dalam kolam.

“Kemungkinan saat bencana lahar dingin datang, ada pengguna terpendam sehingga terkubur di dalam petirtaan. Mungkin yang terkubur keluarga kerajaan jika benar serpihan itu tengkorak manusia. Karena petirtaan ini hanya digunakan oleh keluarga raja,” tandasnya.

Ekskavasi tahap kedua ditargetkan untuk membersihkan bagian dalam petirtaan yang penuh dengan lumpur dan pasir. Kedalaman kolam diperkirakan mencapai 2 meter.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY