Dorong Nasdaq Ukir Rekor Berkat Optimisme Biden dan Sektor Teknologi

0
(FILES) In this file photo Traders work during the opening bell at the New York Stock Exchange (NYSE) on March 19, 2020, at Wall Street in New York City. - Wall Street opened lower on April 20, 2020 as traders grappled with a drop in oil prices to 22-year lows as the coronavirus pandemic sapped demand for energy. The Dow Jones Industrial Average was down 1.8 percent to 23,798.01 about 10 minutes into the trading session.The broad-based S&P 500 had declined 1.3 percent to 2,835.08, while the tech-rich Nasdaq had fallen 0.7 percent to 8,588.66. (Photo by Johannes EISELE / AFP)

pelita.online-Indeks Komposit Nasdaq kembali mengukir rekor pada penutupan Kamis (22/1/2021) ditopang laporan keuanga positif dari para raksasa teknologi.

Nasdaq naik 0,6% ke 13.530,91 berkat saham Apple yang naik 3,7%. Dow Jones Industrial Average turun 12,37 poin ke 31.176,01. S&P 500 naik tipis 0,1% ke 3.853,07.

Saham Apple naik setelah analis Katy Huberty dari Morgan Stanley memperkirakan laporan keuangan Apple bakal mencatat rekor pada bulan Desember. Sepanjang pekan ini, Apple naik 7,7% dan Facebook naik 8,6%, Microsoft naik 5,8% menjelang pengumuman laporan keuangan triwulanan.

Pelantikan Presiden AS Joe Biden juga mendorong pasar modal mengukir rekor. Biden mengumumkan rencana detail terkait penanganan Covid-19 pada hari pertamanya sebagai Presiden. Biden juga memberikan 10 perintah eksekutif dan berniat mengunakan UU Produksi Pertahanan untuk memproduksi peralatan pelindung Covid0-19. Selain itu Biden akan mempercepat distribusi vaksin dengan menambah pendanaan ke negara bagian dan pemerintah lokal, menambah tempat vaksinasi, dan meluncurkan program edukasi nasional.

Pasar juga memantau program stimulus Biden sebesar US$ 1,9 triliun apakah bisa diloloskan Kongres. Dengan mayoritas Demokrat di kedua kamar Kongres, Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan kamarnya sial meloloskan RUU stimulus itu awal Februari.

Angka pengangguran AS tercatat sebesar 900.000 dalam sepekan yang berakhir pada 16 Januari, lebih baik dari angka 925.000 yang diproyeksikan survei ekonom Dow Jones.

Sumber: CNBC.com

LEAVE A REPLY