Efek Ledakan Badai Matahari ke Bumi, Aurora dan Ganggu Radio

0

Pelita.online – Ledakan Matahari memberi efek ke Bumi berupa penampakan aurora dan gangguan sinyal radio.

Ledakan Matahari sendiri adalah lontaran plasma berisi elektron dan proton dengan kecepatan jutaan kilometer perjam.

Lontaran plasma yang dilepaskan Matahari ini memberi efek badai Matahari bagi Bumi. Badai matahari terjadi ketika arus partikel bermuatan (proton dan elektron tadi) Matahari berinteraksi dengan atmosfer Bumi bagian luar.

Dalam istilah sains, hal ini dinamakan lontaran massa koronal. Ledakan matahari dibati menjadi kelas A, B, C, M, dan X. A untuk ledakan kecil dan X untuk ledakan kuat.

Menurut astronom Dr. Tony Philips, jika ledakan X sampai ke atmosfer Bumi dalam beberapa menit, dampaknya bisa menyebabkan pemadaman (blackout) gelombang radio pendek.

Ledakan Matahari yang lebih besar kelas X sempat terjadi pada November lalu. Namun, menurut Philips, ledakan matahari adalah hal yang kerap terjadi.

Sebab, hal ini adalah bagian dari siklus Matahari. Sebab, Matahari punya momen waktu minimum ketika bintik Matahari tampak jarang selama berbulan-bulan. Lantas, ia akan tampak aktif kembali dengan banyak bintik matahari yang diperkirakan akan mencapai titik maksimum pada 2025, seperti dilaporkan Forbes.

Munculkan aurora indah
Dalam beberapa kasus, interaksi ini memicu aurora, atau apa yang disebut Northern Lights. Beberapa negara yang dapat menikmati aurora ini adalah Kanada, dan beberapa negara bagian utara Amerika Serikat.

Selain itu, Minnesota, Wisconsin, North Dakota, dan Maine akan disuguhi pita bercahaya di langit pada Jumat dan Sabtu lalu.
Para ilmuwan tata surya dan peramal cuaca antariksa melacak sumber ledakan ini disebabkan oleh ‘bintik matahari’atau sunspot. Ledakan yang terjadi pekan lalu berasal dari bintik Matahari AR2790.

Sunspot ini dapat menyebabkan gangguan radio frekuensi tinggi dan menginterferensi komunikasi radio di Bumi. Namun pada saat yang sama, bintik matahari juga dapat melepaskan lontaran massa koronal, yang menampilkan pemandangan aurora di langit.

Gangguan radio
Namun badai matahari juga memiliki dampak negatif. Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa NOAA, Boulder, Colorado, mengatakan potensi kilat cahaya yang menjangkau selatan Amerika hingga Utara Amerika ini bisa mengeluarkan badai geomagnetik yang kuat.

Badai geomagnetik ini akan meningkatkan hambatan satelit orbit bumi dan mempengaruhi orientasi navigasi, seperti dilansir BGR.

Sementara menurut Washington Post, badai matahari ini bertepatan dengan dimulainya ‘Solar Cycle 25’, di mana aktivitas permukaan matahari mencapai puncak.

Solar Cycle 25 diperkirakan akan mencapai puncaknya pada Juli 2025. Pada masa ini, aktivitas matahari akan kembali meningkat. Sehingga, tidak menutup kemungkinan akan kembali terjadi badai matahari saat itu.

 

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY