Efek Lockdown Membuat Panel Surya Bekerja Lebih Efisien

0

Pelita.online – Aturan lockdown menyebabkan permasalahan ekonomi yang besar dan mengganggu industri. Namun di sisi lain, efek lockdown juga mengurangi polusi udara dan penelitian terbaru menunjukkan dampak yang menarik dari hal ini.

Penelitian baru telah melihat tenaga surya di New Delhi, salah satu kota paling tercemar di dunia, menemukan bahwa pengurangan jumlah polusi udara memungkinkan sinar Matahari secara signifikan lebih banyak masuk ke panel surya yang ada di kota dan meningkatkan output panel.

Ilustrasi gedung-gedung di New Delhi, India. (Shutterstock)
New Delhi, India.  Sebagai ilustrasi saat belum diterapkan lockdown [Shutterstock].

“Peningkatan yang kami lihat setara dengan perbedaan antara apa yang dihasilkan oleh pemasangan fotovoltaik (VP) di Houston dibandingkan dengan yang ada di Toronto. Saya berharap melihat perbedaan dan saya terkejut oleh betapa jelas efeknya terlihat,” ucap Marius Peters, penulis utama penelitian dari Helmholtz-Institut Erlangen-Nürnberg untuk Energi Terbarukan di Jerman, seperti dikutip dari Science Alert pada Kamis (25/6/2020).

Delhi memberlakukan lockdown yang ketat pada 24 Maret 2020. Tim ahli melihat konsentrasi partikel PM2.5, ukuran partikel halus berdiameter kurang dari 2,5 mikrometer di udara, yang disimak di kedutaan Amerika Serikat di Delhi, saat sebelum dan sesudah lockdown. Lalu membandingkannya dengan beberapa tahun terakhir pada saat yang sama tahun itu.

Ilmuwan juga melihat radiasi langit yang jernih, yaitu seberapa banyak sinar Matahari mencapai permukaan Bumi tanpa tersebar atau diserap oleh partikel dan gas di udara.

Tim peneliti menemukan bahwa secara keseluruhan, jumlah sinar Matahari yang mencapai panel surya di Delhi meningkat sekitar 8 persen pada akhir Maret 2020 dan 6 persen pada April 2020 dibandingkan tanggal sama pada tahun-tahun sebelumnya.

“Instalasi PV pada Maret dan April menerima lebih dari 6 persen lebih banyak cahaya daripada tahun-tahun sebelumnya dan akan terus menghasilkan jumlah listrik yang tercatat selama tingkat polusi udara tetap rendah. Kami berharap hal yang sama berlaku untuk instalasi PV perkotaan di kota-kota lain dengan tingkat polusi udara yang tinggi dan pembatasan terkait Covid-19. Contoh untuk kota-kota ini adalah Kolkata, Wuhan, Mumbai, Dhaka, Los Angeles, dan London,” tulis tim ilmuwan dalam penelitian.

Meskipun sangat tidak mungkin level polusi ini akan bertahan tetap rendah dan kualitas udara akan tetap bersih selamanya, hal ini adalah pengingat yang baik bahwa manusia mampu dan secara drastis mengubah dunia.

Juga merupakan peringatan tepat ketika sebagian besar masyarakat perlahan-lahan kembali beraktivitas dan menjadi “normal” setelah pandemi. Ini merupakan kesempatan untuk membangun kembali masa depan yang lebih berkelanjutan dengan udara yang lebih bersih dan masyarakat yang lebih sehat. Penelitian ini telah dipublikasikan di Joule.

Sumber : Suara.com

LEAVE A REPLY