Filipina Gelar Pemilu, Cengkeram Duterte Diprediksi Kian Kuat

0

Pelita.online – Filipina menggelar pemilihan umum paruh waktu pada hari ini, Senin (13/5). Pesta demokrasi ini diprediksi memperkuat posisi Presiden Rodrigo Duterte dan membuka jalan baginya untuk menerapkan kembali hukuman mati.

AFP melaporkan bahwa tempat pemungutan suara sudah dibuka sejak pukul 06.00 waktu setempat. Sekitar 61 juta pemilih sah akan menggunakan hak suaranya hingga TPS ditutup sore ini.

Kebanyakan pemilih diprediksi masih akan mendukung kubu Duterte yang kembali bersumpah akan menerapkan hukum lebih kuat di Filipina, termasuk penerapan kembali eksekusi mati.

Janji-janji semacam ini memang terbukti manjur dalam kampanye di negara yang mayoritas penduduknya sudah muak dengan kriminalitas tinggi tersebut.

Dalam pemilu kali ini, ada 18 ribu jabatan pemerintahan yang akan diperebutkan, termasuk setengah porsi kursi di majelis tinggi Senat.

Cengkeraman politik Duterte diperkirakan bakal makin kuat karena Dewan Perwakilan sudah dikuasai oleh sekutu politiknya.

Namun, ia diprediksi akan kesulitan mengendalikan Senat yang kebanyakan anggotanya berpikiran lebih independen. Meski sulit, sejumlah lembaga survei independen memprediksi Duterte akan tetap menguasai Senat.

Jika kubu Duterte berhasil meraup mayoritas kursi di Senat, ia akan lebih leluasa menjalankan rencana besarnya untuk mengubah konstitusi.

Kubu oposisi curiga Duterte akan mengubah pasal mengenai masa jabatan pemimpin Filipina yang ditetapkan hanya satu periode. Jika aturan itu benar-benar diubah, Duterte dapat mengikuti pemilu lagi.

Selain itu, salah satu agenda besar Duterte adalah menerapkan kembali hukuman mati di Filipina, langkah yang dikecam oleh berbagai kelompok pemerhati hak asasi manusia.

Negara itu sudah melarang penerapan hukuman mati pada 1987. Sempat diberlakukan kembali enam tahun kemudian, hukuman itu lantas dilarang lagi pada 2006.

Isu lain yang menjadi perhatian dalam pemilu di Filipina adalah keamanan. Selama ini, setiap pemilu di Filipina selalu diwarnai insiden berdarah dengan korban tewas termasuk para kandidat pejabat.

Pada tahun ini saja, kepolisian melaporkan sudah ada 14 orang tewas dan 14 lainnya terluka akibat insiden yang berkaitan dengan pemilu. Kepolisian pun dalam siaga tinggi hingga hasil pemilu diumumkan.

 

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY