Ganti Ban Bolehkah Beda Merek? Ini Jawabannya

0

Pelita.online – Ban merupakan salah satu komponen paling vital pada kendaraan. Jika ban sudah aus dan tidak layak pakai, segera ganti dengan yang baru. Ini penting untuk kenyamanan dan keamanan di jalan.

Bagaimana bila ban baru beda merek dengan ban yang lama pada mobil karena anggaran terbatas? Manager Training Dunlop, Bambang Hermanu Hadi mengatakan, tidak ada masalah mengganti ban beda merek asalkan satu jenis. Misal, untuk model kendaraan di jalan gantinya harus sama, jangan diganti jenis off-road atau kendaraan niaga.

Namun, dia mengingatkan saat dipasang harus satu poros kiri dan kanan. “Satu poros harus sama,” ujarnya, beberapa waktu lalu.

Untuk itu, kata Bambang, membeli disarankan minimal dua atau sepasang. Karena bila beli satu cengkraman ban kiri dan kanan akan berbeda.

“Beli satu enggak oke. Karena kanan-kiri cengkramannya jadi berbeda. Ban yang baru lebih mencengkram, sedangkan ban setengah botak kurang mencengkram. Jika direm di tempat basah mobil akan membuang,” kata Bambang.

Dia menjelaskan, ketika kondisi demikian ban yang mencengkram akan berhenti saat direm. Sementara ban lama yang sudah gundul masih berputar, sehingga akselerasi kendaraan menjadi tidak seimbang. Ini berbahaya pada saat mobil dalam kecepatan tinggi.

“Jadi idealnya membeli ban minimal dua. Cara pemasangannya pun perlu diperhatikan. Di mana ban baru lebih baik dipasang di bagian belakang,” katanya.

Lalu, bagaimana pemasangannya, ban baru ditempatkan di bagian depan atau belakang? “Orang kebanyakan meminta pasang di depan. Mereka beranggapan kalau ban depan pecah kecelakaannya bisa fatal. Itu tidak benar. Ban belakang pecah juga bisa berakibat fatal,” ujar Bambang.

Menurutnya, ban baru ideal dipasang di belakang, baik mobil yang berpenggerak roda depan maupun belakang. Pertimbangannya, dalam pengemudian ada istilah oversteer dan understeer. Ini yang harus perhatikan.

“Kalau ban depan baru, ban depan akan lebih mencengkram. Namun, ketika direm ban belakang akan meluncur karena daya cengkeramnya kurang, maka terjadi oversteer,” katanya.

“Jika terjadi oversteer, kita harus cepat mengembalikan setir. Itu gerakannya lebih susah dibandingkan understeer,” ujar Bambang.

Dia menyebutkan, jika dipasang di belakang, ban belakang cengkeramanya akan lebih bagus dan terjadi understeer putarannya lebih gampang dari oversteer.

“Misal, harusnya 20 derajat, namun mobil putarannya 5 derajat, tinggal ditambah saja putarannya. Jadi lebih baik undesteer daripada oversteer,” kata Bambang.

 

Sumber : iNews.id

LEAVE A REPLY