Giliran Pemilih Arteria Dahlan di Tulungagung Tegaskan Cabut Mandat

0

Pelita.online – Reaksi mosi tidak percaya terhadap anggota Fraksi PDIP DPR RI, Arteria Dahlan dari masyarakat tempat dirinya dipilih (Dapil 6 Jawa Timur) terus meluas.

Setelah masyarakat Blitar, kini giliran warga Kabupaten Tulungagung, yang juga mengungkapkan kekecewaan serupa.

Tidak hanya mendesak DPP PDIP untuk segera turun tangan mengambil tindakan pencopotan. Warga Tulungagung juga menyatakan mencabut mandat yang pernah dititipkan kepada Arteria Dahlan dalam Pileg 2019 lalu.

Menurut Susetya yang mewakili gerakan Masyarakat Kritis Tulungagung (MKT), warga Tulungagung, merasa malu mempunyai wakil rakyat yang arogan, kasar dan tidak beretika dalam berkomunikasi. “Ya, kita menyatakan mencabut mandat yang kita titipkan kepada saudara Arteria Dahlan,” ujar Susetya kepada Sindonews.com Kamis (17/10/2019).

Senada dengan masyarakat Blitar Raya. Gaya kasar, arogan dan tidak bereterika yang dipertontonkan Arteria Dahlan tidak mencerminkan masyarakat Dapil 6 (Tulungagung, Blitar, dan Kediri) Jawa Timur. Bagi Susetya, Tulungagung merupakan bagian masyarakat Mataraman yang terbiasa menjunjung tinggi kultur sopan santun dan etika.

Karenannya begitu menyaksikan arogansi Arteria di ruang publik, warga Tulungagung, merasa resah dan malu. Apalagi belum lama ini Tulungagung, termasuk salah satu daerah yang terjaring operasi tangkap tangan KPK. Adanya gaya arogansi Arteria Dahlan semakin memperburuk wajah Tulungagung.

“Artinya dengan gaya beliau (Arteria Dahlan) yang bertindak diluar norma kewajaran masyarakat, citra Tulungagung semakin buruk,” tutur Susetyo. Dalam persoalan ini, Susetya juga mengatakan Arteria Dahlan tidak bisa beralasan masyarakat yang mengkritiknya bukan pemilihnya di Dapil 6 Jawa Timur, khususnya Tulungagung.

Sebab setelah resmi dilantik sebagai legislatif, keterwakilan Arteria Dahlan sejatinya meliputi seluruh masyarakat di dapilnya. Tidak berlaku lagi istilah pemilih atau bukan pemilih. “Secara legal formal beliau (Arteria Dahlan) mewakili masyarakat dapil 6. Dan hari ini kami mencabut mandat perwakilan itu,” tegas Susetyo.

Meski pada periode sebelumnya dianggap tidak memiliki kontribusi pada masyarakat dapil. Diakui Susetya, fakta politiknya Arteria Dahlan terpilih kembali dalam Pileg 2019. Dari pemilih di Tulungagung, Blitar dan Kediri, Arteria mengumpulkan suara sekitar 106 ribu lebih, dengan 60 ribu lebih di antaranya dari Tulungagung. Bisa jadi yang bersangkutan, kata Susetya memang memiliki strategi pemenangan yang jitu.

Namun besarnya suara yang didulang Arteria menurut dia bisa jadi karena diuntungkan sistem pemilihan yang baru atau mungkin karena faktor lain. “Karena suara aslinya secara head to head belum tentu sebesar itu. Bisa jadi jauh lebih kecil,” paparnya.

Terutama kepada  DPP PDIP, sebagai warga Tulungagung, Susetyo meminta partai segera mengambil tindakan. Sebab apa yang dipertontonkan Arteria Dahlan akan berdampak buruk terhadap partai. Apalagi dengan adanya jejak digital. Sikap Arteria Dahlan akan mengikis dukungan terhadap PDIP pada pemilu ke depan. “DPP PDIP seyogyanya segera mengambil tindakan,” katanya.

Begitu juga dengan Badan Kehormatan (BK) DPR RI. Sebagai masyarakat Tulungagung, Susetya juga meminta BK DPR RI untuk segera bersikap. Jika tidak ada langkah BK, jangan salahkan masyarakat menilai arogansi Arteria Dahlan sebagai representatif dari seluruh anggota DPR RI.

“Jangan salahkan masyarakat menilai seluruh anggota DPR RI sama saja seperti saudara Arteria Dahlan,” ungkap Susetya.

Sementara itu di Blitar, politisi PDIP Kota Blitar, Sutanto Genik mengatakan akan berkirim surat ke DPD dan DPP PDI P. Intinya meminta DPP untuk mengambil tindakan atas polemik Arteria Dahlan. “Kita akan mengirim surat ke DPP,” ujarnya.

Sebelumnya atas nama warga Blitar Raya, aktivis Komiter Rakyat Pemberantas Korupsi (KRPK) Blitar, Moh. Triyanto menyatakan sepakat jika PDIP mencopot Arteria Dahlan dari legislatif.

Selain tidak memiliki tata krama politik yang baik sebagaimana warga mataraman (Dapil 6), suara yang disampaikan Arteria juga tidak mewakili aspirasi masyarakat yang memilihnya. Terutama terkait kengototannya merevisi UU KPK.

“Kalau memang ada desakan publik untuk mencopotnya, ya wajarlah. Anggap saja sebagai dinamika politik,” kata Triyanto.

Seperti diketahui paska berdebat keras dengan mantan Menteri Lingkungan Hidup era orde baru Emil Salim di sebuah stasiun televisi, Arteria Dahlan panen kecaman.

Anggota DPR RI PDIP dari Dapil 6 Jawa Timur ini, dinilai tidak memiliki etika. Yang terbaru sebuah gerakan akademisi dari kampus UI mendesak Arteria untuk meminta maaf. Selain itu, melalui sebuah petisi meminta PDI Perjuangan mencopot Arteria Dahlan dari DPR RI.

 

Sumber : sindonews.com

LEAVE A REPLY